Manusia paling ganteng

Manusia paling ganteng
Assalamu'alaikum......

Selasa, 01 Juni 2010

Diskusin ilmiah Simbah...

Kata Simbah Azzam...
Soal:
Assalamu’alaikum wr. wb
Mbah, Saya mau bertanya tentang shalat Jum’at, bahwa shalat terswebut adalah wajib bagi kaum muslimin. Apakah benar kalau seorang muslim apabila meninggalkan shalat Jum’at tiga kali berturut-turut ia tidak diakui sebagai ummat nabi Muhammad saw lagi?

Jawab:
Memang benar shalat jum’at adalah sebuah kewajiban bagi ummat Islam, khususnya laki-laki dewasa. Kewajiban ini dituangkan di dalam firman Allah;
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.( Al-Jumu’ah: 9)
Adapun kewajiban itu bagi kaum muslim laki-laki berdasarkan kepada hadis nabi; Dari Thariq bin Syihab ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,
الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِى جَمَاعَةٍ إِلاَّ أَرْبَعَةً عَبْدٌ مَمْلُوكٌ أَوِ امْرَأَةٌ أَوْ صَبِىٌّ أَوْ مَرِيضٌ
“Shalat Jumat itu adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali (tidak diwajibkan) atas 4 orang. [1] Budak, [2] Wanita, [3] Anak kecil dan [4] Orang sakit.” (HR Abu Daud)
Dalil-dalil tersebut menunjukkan kewajiban melakukan shalat jum’at bagi lelaki muslim. Jika kewajiban itu ditinggalkan, maka ia mendapatkan dosa besar.
Kalimat Ummat Nabi Muhammad memiliki dua makna, ummat da’wah dan ummat istajabah. Ummat da’wah adalah semua orang yang hidup setelah beliau diutus sebagai Nabi dan Rasul. Sedangkan umat Istijabah adalah manusia yang hidup setelah kerasulan beliau dan memutuskan untuk menerima dakwah baliau. Pengeluaran seseorang dari ummat nabi Muhammad memiliki makna penetapan kekufuran seseorang.
Benarkah orang yang meninggalkan shalat Jum’at ia keluar dari agama islam, alias murtad? Mari kita tinjau hadis-hadis yang menerangkan bahayanya meninggalkan shalat jum’at, apalagi sampai tiga kali berturut-turut adalah
مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ وَلاَ عِلَّةٍ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ
Barangsiapa meninggalkan shalat jum’at tiga kali tanpa udzur dan tanpa sebab (yang syar’i) maka Allah akan mengunci mata hatinya (HR Malik)
مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ
Barangsiapa meninggalkan shalat jum’at tiga kali karena meremehkannya maka Allah akan mengunci mata hatinya (HR at-Tirmidzi)
Ibnu Abbas mengatakan
مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلاَثَ جُمَعٍ مُتَوَالِيَاتٍ فَقَدْ نَبَذَ اْلإِسْلاَمَ وَرَاءَ ظَهْرِهِ
Barangsiapa meninggalkan shalat Jum’at tiga kali berturut-turut maka ia telah melemparkan ikatan Islam ke belakang punggungnya (HR Abu Ya’la dari kata-kata Ibnu Abbas)
Dengan memperhatikan hadis-hadis tentang meninggalkan shalat jum’at, kita temukan bahwa tidak ada nash yang jelas yang menunjukkan batalnya keimanan seseorang. Memang Ibnu Abbas mengatakan telah melemparkan tali Islam ke belakangnya, maksud dari kata ini bukanlah melepaskan agama Islam, tetapi melepaskan sebagian kewajiban di dalam Islam. Terlebih bahwa ucapan itu bukan berasal dari Rasulullah saw sehingga tidak bisa digunakan untuk memastikan batalnya keislaman seseorang.
Dari sini, maka orang yang tidak menjalankan shalat jum’at tiga kali tidak dinyatakan sebagai orang kafir, apalagi kalau ia masih mau shlat yang lain.
Allahu a’lam bish-shawab

Senin, 17 Mei 2010

nderek numpang nginfo.....

Tokoh Muda Muslim Australia ke Indonesia

Antara - Selasa, 18 Mei
Jakarta (ANTARA) - Delegasi tokoh muda Muslim Australia dari Melbourne, Sydney, dan Canberra tiba di Indonesia, untuk ambil bagian dalam program pertukaran bilateral yang bertujuan memperkokoh pemahaman Islam dan masalah antaragama di kedua negara.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, mengemukakan, delegasi Australia ini mencerminkan kemajemukan budaya yang luas dalam masyarakat Muslim Australia yang terdiri atas sekurangnya 70 latar belakang etnis, termasuk dari Indonesia.
"Islam di Australia merupakan kisah yang dinamis serta berevolusi dengan sejarah yang kaya dan yang telah memberikan sumbangsih besar pada keberhasilan Australia kontemporer yang multi-budaya," kata Farmer.
Kontak Islam dengan Australia berlangsung sebelum pemukiman Eropa, yakni pada abad ke-16 ketika pedagang dan nelayan Makassar berbagi kehidupan dengan penduduk asli di sepanjang Australia utara.
"Sangatlah penting bagi pemuda Australia untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang peran agama di Indonesia dan untuk berbagi pandangan tentang berbagai masalah," kata Dubes.
Selama program yang berlangsung dua minggu di Indonesia (16-30/5) mereka berkunjung ke Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta dan bertemu dengan tokoh masyarakat serta agama, akademisi dan perwakilan media.
Delegasi ini juga mengikuti perayaan Waisak Buddha di Yogyakarta dan bertemu dengan intelektual Muslim yang sangat dihormati Emha Ainun Najib.
Salah satu anggota delegasi yang bekerja di Canberra di Kepolisian Federal Australia, Kate Grealy berharap, belajar lebih jauh tentang budaya Indonesia, tantangannya, bagaimana Indonesia memandang Australia dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang variasi praktik dan penafsiran Islam di Indonesia.
Sejak Maret hingga Juni 2010, tiga delegasi Muslim Indonesia mengadakan kunjungan balasan ke Australia di bawah Program Pertukaran Tokoh Muda Muslim (MEP) Australia-Indonesia tahunan ini.
Delegasi Indonesia yang ketiga dan terakhir akan berangkat ke Australia pada awal Juni. Program pertukaran ini didirikan pada 2002 oleh Pemerintah Australia melalui Lembaga Australia-Indonesia (AII). AII telah menjalankan peran yang unik dan vital dalam memupuk persahabatan dan memajukan pemahaman antara Australia dan Indonesia.
Selamat dan Sukses Jambore Nasional Hizbul Wathan 2010
di National Markaz Ground Camping Hizbul Wathan kompleks PusBang PTUM Kaliurang….Merdeka!!!

Jumat, 14 Mei 2010

AbahZacky berkata :

assalamualaikum.
Bah, mau tanya tentang sholat jamk dan qashor. Berapa jarak mnimal boleh jamak /qoshor. Keluar wilayah itu seprti apa yang dmaksud (Kabupaten, Kecamatan, desa, negara atau yang lain). apa boleh menjamak dan qoshor ketika masih dirumah akan pergi safar. bolehkah mengqoshor saja tidak menjama’ atau sebaliknya. apa pengertian safar? apa kerja rutin tiap hari bisa disebut safar? apa syarat utama boleh menjamak dan qoshor sholat, jarak atau safar? mohon diberi jawaban yang sederhana dan mudah dipahami. disertai dalilnya.


Wa’alaikumussalam

Wadouh, ini namanya serangan bertubi-tubi. Pertanyaannya banyak sekali. Kalau kita susun ulang pertanyaannya adalah sebagai berikut;

1- Jarak minimal jama’ / qashar?

2- Apa maksud keluar wilayah?

3- Bolehkah mengqashar tanpa menjama’?

4- Bolehkah menjamak dan mengqashar sebelum berangkat safar?

5- Apa pengertian safar

6- Bekerja rutin termasuk safar atau tidak

7- Syarat qashar itu jarak atau safar?

Terus terang saya perlu melakukan ceking pemahaman saya dengan hadits-hadits dan pendapat-pendapat ahli fiqih. Selain itu kebetulan kesibukan profesi jga menuntut untuk segera diselesaikan. Mohon maaf kalau ngejawabnya jadi lama.

Dari pertanyaan ini, agar menjawabnya fokus maka saya susun point per point;

1- Shalat jama’
Menjama’ shalat adalah menggabungkan antara dua shalat (Dhuhur dengan Ashar atau Maghrib dengan Isya’) dan dikerjakan dalam waktu salah satunya. Bila dikerjakan di waktu awal namanya jamak taqdim, dan jika dikerjakan pada waktu shalat yang akhir dinamakan jamak ta’khir.

Menjama’ shalat boleh dilakukan oleh siapa saja yang memerlukannya, baik musafir atau bukan, selama ia memiliki udzur. Ia tidak boleh dilakukan terus menerus tanpa udzur. Termasuk udzur yang membolehkan seseorang untuk menjama’ shalatnya adalah musafir ketika masih dalam perjalanan dan belum sampai di tempat tujuan, turunnya hujan, dan orang sakit.

Berkata Imam Nawawi rh :”Sebagian Imam (ulama) berpendapat bahwa seorang yang mukim boleh menjama’ shalatnya apabila diperlukan asalkan tidak dijadikan sebagai kebiasaan.”

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِى غَيْرِ خَوْفٍ وَلاَ سَفَرٍ

Dari Ibnu Abbas ra berkata, bahwasanya Rasulullah saw pernah menjama’ antara Dhuhur dengan Ashar dan antara Maghrib dengan Isya’ di Madinah tanpa sebab takut dan safar (HR.Muslim)

Ketika ditanyakan kepada Ibnu Abbas, mengapa Rasulullah melakukan demikian, beliau menjawab:”Bahwa Rasulullah saw tidak ingin memberatkan umatnya.”. Namun yang perlu diingat, jika tidak dalam keadaan sulit janganlah melakukan hal ini.

2- Shalat qashar
Adapun shalat qashar adalah meringkas shalat, dari 4 rekaat menjadi 2 rekaat. Dasar pelaksanaan shalat qashar adalah Al-Qur’an, As Sunnah dan Ijma’. Allah Ta’ala berfirman:

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاَةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا

“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar shalatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir.”( an Nisaa’: 101).

عَنْ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ قُلْتُ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ( لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاَةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا) فَقَدْ أَمِنَ النَّاسُ فَقَالَ عَجِبْتُ مِمَّا عَجِبْتَ مِنْهُ فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ ذَلِكَ. فَقَالَ « صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللَّهُ بِهَا عَلَيْكُمْ فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ ».

Dari Ya’la bin Umayyah bahwasanya ia bertanya kepada Umar Ibnul Khaththab ra tentang ayat ini seraya berkata: “’Jika kamu takut diserang orang-orang kafir’, padahal manusia telah aman?”. Umar ra menjawab: “Aku sempat heran seperti keherananmu itu lalu akupun bertanya kepada Rasulullah saw tentang hal itu dan beliau menjawab:’(Qashar itu) adalah sedekah dari Allah kepadamu, maka terimalah sedekah Allah tersebut.’” (HR. Muslim dan Abu Dawud dll).

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ فَرَضَ اللَّهُ الصَّلاَةَ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْحَضَرِ أَرْبَعًا وَفِى السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ وَفِى الْخَوْفِ رَكْعَةً.

Dari Ibnu Abbas ra berkata: “Allah menentukan shalat melalui lisan Nabimu saw empat raka’at apabila hadhar (mukim) dan dua raka’at apabila safar.” (HR. Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud).

عَنْ عُمَرَ قَالَ صَلاَةُ السَّفَرِ رَكْعَتَانِ وَصَلاَةُ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَانِ وَالْفِطْرُ وَالأَضْحَى رَكْعَتَانِ تَمَامٌ غَيْرُ قَصْرٍ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم.

Dari Umar ra berkata:”Shalat safar (musafir) adalah dua raka’at, shalat Jum’at adalah dua raka’at dan shalat ‘Ied Fitri dan Adlha adalah dua raka’at, telah sempurna tidak kurang, berdasarkan atas keterangan dari lisan Muhammad saw.” (HR.Ibnu Majah).

Ibnu Umar ra mengatakan;

إِنِّى صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِى السَّفَرِ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ وَصَحِبْتُ أَبَا بَكْرٍ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ وَصَحِبْتُ عُمَرَ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ ثُمَّ صَحِبْتُ عُثْمَانَ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ وَقَدْ قَالَ اللَّهُ (لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ ).

“Aku menemani Rasulullah saw dalam safar dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat, kemudian aku menemani Abu Bakar ra dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat, kemudian aku menemani Umar ra dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat, kemudian aku menemani Utsman ra dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat. Dan Allah Ta’ala telah berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu.”” (QS al Ahzaab:21) (HR. Bukhari dan Muslim)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنَ الْمَدِينَةِ إِلَى مَكَّةَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ حَتَّى رَجَعَ.

Berkata Anas bin Malik ra : “Kami pergi bersama Rasulullah saw dari kota Madinah ke kota Makkah, maka beliaupun shalat dua-dua (qashar) sampai kami kembali ke kota Madinah.” (HR. Muslim).

3. Antara jamak dan qashar;
Telah menjadi pemahaman bagi sebagian masyarakat kita bahwa antara antara jama’ dan qashar adalah satu kesatuan. Padahal sebenarnya antara jamak dan qashar adalah dua cara melaksanakan shalat yang antara satu dengan yang lain tidak berhubungan. Oleh karena antara jamak dan qashar dua hal yang berbeda, shalat bisa dijamak tanpa qashar dan bisa juga diqashar tanpa jama’, dan bisa juga dijamak dan diqashar.

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa kedua shalat tidak harus dilaksanakan bersama, sehingga bisa qashar tanpa jama’ adalah

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ صَلَّى الظُّهْرَ بِالْمَدِيْنَةِ أَرْبَعًا وَصَلَّى الْعَصْرَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ رَكْعَتَيْنِ

Dari Anas bahwa Rasulullah saw pernah shalat dhuhur di Madinah empat rekaat lalu shalat Ashar di Dzil Hulaifah dua rekaat (HR Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa rasulullah saw shalat di Madinah dengan empat rekaat, lalu shalat Ashar di Dzul Hulaifah dengan qashar. Jadi shalat ashar dilaksanakan dengan qashar tetapi tidak dijamak dengan dhuhur. Karena itulah Rasulullah saw hanya shalat ashar dua rekaat. Berdasarkan ini pula, shalat qashar saja tanpa jama’ boleh dilakukan. (pertanyaan ke 3 terjawab)

4. Safar
Secara bahasa yang dimaksud dengan safar adalah membuka. Safar diartikan membuka karena di dalam safar akan terbuka perilaku asli seseorang. Safar juga diartikan menempuh jarak perjalanan yang jauh. Adapun dalam pandangan syara’, safar adalah keluar dari wilayah dengan satu tujuan yang telah melampaui jarak dibolehkannya qashar. (pertanyaan 4 terjawab)

Batasan jarak perjalanan yang dinamakan safar ini oleh para ulama’ diperselisihkan. Jumhur fuqaha’ (mayoritas ahli fiqih) mengatakan bahwa batasanya adalah 4 barid, berdasarkan hadis;

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ :« يَا أَهْلَ مَكَّةَ لاَ تَقْصُرُوا الصَّلاَةَ فِى أَدْنَى مِنْ أَرْبَعَةِ بُرُدٍ مِنْ مَكَّةَ إِلَى عُسْفَانَ

Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah saw bersabda, wahai penduduk Makkah, janganlah mengqashar dalam jarak kurang dari empat barid, dari Makkah hingga Usfan (HR al-Baihaqi; hadis ini dla’if karena di dalam sanadnya ada Abdul Wahhab bin Mujahid, karena dia majhul)

Satu barid adalah 4 farsakh, dan 1 farsakh sama dengan 3 mil Hasyimiyyah, atau 2,5 mil Bani Umayyah. Dengan demikian jika mengikuti perhitungan hasyimiyah maka jarak minimal safar syar’i adalah 48 mil, sedangkan dengan hitungan mil bani Umayyah adalah 40 mil. Dan jika dikonversi dengan ukuran kilometer, 1 farsakh kira-kira 8 km dan ada yang mengatakan 5,5 km. Selanjutnya jarak 4 barid ini diperkirakan setara dengan 88,7 km.

Meskipun hadis ini dala’if, oleh jumhur ulama’ tetap dipakai untuk menjalaskan hadis bahwa safar itu adalah sehari semalam.

لا يحل لأمرأة تؤمن بالله واليوم الآخر أن تسافر مسيرة يوم وليلة ليس معها حرمة

Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk melakukan safar sehari dan semalam tanpa disertai mahram (HR al-Bukhari)

Hadis tersebut oleh al-Bukhari diletakkan di dalam bab, berapakah (jarak safar) shalat diqashar. Setelah itu beliau menyebutkan hadis mu’allaq bahwa sehari semalam itulah yang dinamakan safar oleh rasulullah saw. Ukuran perjalanan tersebut adalah diukur dengan berjaan kaki atau naik onta. Sehingga perjalanan sehari semalam setara dengan empat barid, atau enam belas farsakh.

Imam Hanafi membatasi minimal perjalanan adalah 3 hari berdasarkan sabda Rasulullah saw

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُسَافِرْ الْمَرْأَةُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ

Dari Ibnu umar ra bahwa nabi saw bersabda; janganlah seorang wanita mengadakan safar selama tiga hari kecuali bersama mahram (HR al-Bukhari)

Sebagian ulama’ yang lain menatapkan jarak minimal tidak sejauh itu, berdasarkan hadis dari Yahya bin Yazid ketika bertanya tentang qashar kepada Anas bin Malik, lalu beliau menjawab;

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا خَرَجَ مَسِيرَةَ ثَلاَثَةِ أَمْيَالٍ أَوْ ثَلاَثَةِ فَرَاسِخَ – شُعْبَةُ الشَّاكُّ – صَلَّى رَكْعَتَيْنِ.

Rasulullah saw manakala keluar sejauh tiga mil atau tiga farskah (Syu’bah ragu), beliau shalat dua rakaat“.(HR Muslim).

Jika kita mengambil 3 mil, 1 mil adalah 1,6 km maka jarak minimal safar adalah 4,8 km. Jika yang digunakan adalah farsakh, maka dikalikan empat, 19,2 km.
Hadis berikut juga menunjukkan bahwa Rasulllah shalat qashar dalam jarak kurang dari 4 farsakh.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ صَلَّى الظُّهْرَ بِالْمَدِيْنَةِ أَرْبَعًا وَصَلَّى الْعَصْرَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ رَكْعَتَيْنِ

Dari Anas bahwa Rasulullah saw pernah shalat dhuhur di Madinah empat rekaat lalu shalat Ashar di Dzil Hulaifah dua rekaat (HR Muslim)

Dzul Hulaifah adalah daerah dekat dengan kota Madinah, konon jaraknya hanya sekiar 6 mil. Dan di daerah inilah jama’ah haji yang berasal dari Madinah mulai mengenakan pakaian ihram.

Angka tersebut pun bukanlah angka yang terendah, sebab Ibnu Umar meriwayatkan

أَنَّهُ صَلَّى صَلاَةَ الْمُسَافِرِ بِمِنًى وَغَيْرِهِ رَكْعَتَيْنِ

Bahwasannya beliau saw melakukan shalat safar di Mina, yaitu dengan dua rekaat (HR Muslim)

Shalat Rasulullah saw tersebut dilaksanakan pada waktu haji Wada’, yang diikuti oleh kaum muslimin, termasuk penduduk kota Makkah. Padahal jarak antara Makkah dan Mina hanya 1 mil, atau sekitar 1,6 km. dalam jarak sedemikian mereka ikut mengqashar dan dibenarkan oleh Rasulullah saw menunjukkan kebolehannya mengqashar.

Dengan adanya riwayat-riwayat ini, sesungguhnya tidak ada batasan safar yang tegas di dalam hadis. Prinsipnya, jika seseorang sudah keluar dari kotanya, maka ia boleh mengqashar, meskipun jaraknya tidak jauh. Tetapi mayoritas ulama’ menjelaskan batas safar itu adalah 88 km. Syaikh bin Baz pun menganjurkan untuk mengambil jarak ini untuk kehati-hatian sekaligus menghindarkan sikap meremehkan ibadah (pertanyaan 1 terjawab)

Status qashar, rukhshah atau bukan?
Para ulama’ tidak sepakat tentang kedudukan shalat qashar, apakah ia rukhshah atau bukan. Sebagain pendapat mengatakan bahwa qashar bagi musafir itu adalah rukhshah. Dalilnya firman Allah

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاَةِ

Tidak ada dosa bagi kalian untuk mengqashar shalat…

Ayat itu dinyatakan dengan kata “tidak ada dosa…” yang berarti sebuah pilihan, boleh mengqashar dan boleh pula tidak mengqashar.

Tetapi sebagain lagi memandang memang demikianlah cara shalat musafir, qashar bukan rukhshah berdasarkan hadis nabi

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ فَرَضَ اللَّهُ الصَّلاَةَ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْحَضَرِ أَرْبَعًا وَفِى السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ وَفِى الْخَوْفِ رَكْعَةً.

Dari Ibnu Abbas ra berkata: “Allah menentukan shalat melalui lisan Nabimu saw empat raka’at apabila hadhar (mukim) dan dua raka’at apabila safar.” (HR. Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud)

Hadis-hadis lain yang menyatakan bahwa qashar adalah kewajiban sangat banyak. Bahkan ketika ada orang yang shalat empat rekaat dalam safar arena merasa telah aman umar mengtatakan, bahwa dirinya pernah bertanya kepada rasulllah dan beliau menjawab

« صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللَّهُ بِهَا عَلَيْكُمْ فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ ».

(Qashar itu) adalah sedekah dari Allah kepadamu, maka terimalah sedekah Allah tersebut.’” (HR. Muslim dan Abu Dawud dll)

Kalaupun berpendapat bahwa shalat qashar adalah disebabkan karena safar, dalam kajian fiqih, qashar boleh dilaksanakan dalam safar apabila safar itu memenuhi syarat-syarat berikut;

1- Mencapai jarak minimal.

2- Safar tersebut memiliki tujuan yang jelas

3- Telah keluar dari negeri tempat tinggal

4- Safar tidak dalam kemaksiatan

Dimuka telah dibahas bahwa jarak tidak ada ketentuan yang pasti di dalam hadis, maka yang terpenting dalam safar itu adalah telah keluar dari wilayah kampung atau negerinya.
Syarat kedua, ini tidak ditemukan dalil yang mendasarinya

Syarat ketiga, keluarnya dari wilayah itu ditunjukkan oleh hadis

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ صَلَّى الظُّهْرَ بِالْمَدِيْنَةِ أَرْبَعًا وَصَلَّى الْعَصْرَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ رَكْعَتَيْنِ

Dari Anas ra: “Aku shalat bersama Rasulullah saw di kota Madinah empar raka’at dan di Dzul Hulaifah (luar kota Madinah) dua raka’at.” (HR. Bukhari, Muslim dll).

Hadis ini difahami bahwa shalaq qashar baru bolehdilakukan apabila seseorang telah keluar wilayah, yakni telah keluar dari deretan rumah-rumah di kampungnya atau kotanya. Yang membatasi desa atau kota menurut para ulama’ adalah terpisahnya umpulan rumah-rumah itu dengan kebun atau sawah dan ladang. Apabila sawah dan ladang itu tidak dihuni, maka itu telah memisahkan desa.

Baik yang memandang bolehnya qashar dengan safar sejauh 88 km atau tidak, persoalan keluar dari wilayah ini berlaku. Hanya bedanya, bagi yang memandang adanya batas minimal 88 km itu, jika seseorang hendak bepergian lebih dari 90 km ia mulai bolehnya mengqashar adalah setelah keluar dari wilayah tinggalnya. Sementara pendapat yang tidak membatasi jarak, membolehkan qashar setelah perjalanannya keluar dari wilayah tepat tinggalnya.

Dari sini jelas tidak boleh mengqashar sebelum bepergian. Tetapi persoalan menjamak, tanpa bepergian pun boleh menjamak. Dan juga sebagaimana disebutkan di dalam hadis, Rasulullah pernah menjamak antara Dhuhur dan Ashar sebelum bepergian

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيغَ الشَّمْسُ أَخَّرَ الظُّهْرَ إِلَى وَقْتِ الْعَصْرِ ثُمَّ نَزَلَ فَجَمَعَ بَيْنَهُمَا. فَإِنْ زَاغَتِ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَرْتَحِلَ صَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ رَكِبَ

Rasulullah saw apabila bepergian sebelum tergelincirnya matahari maka beliau mengakhirkan Dhuhur hingga waktu ashar, kemudian beliau singgah dan menjamak keduanya. Tetapi jika sudah tergelincir matahari sebelum bepergian maka beliau shalat dhuhur lalu pergi (Muttafaq ‘Alaih)

Ibnu hajar dalam menjelaskan hadis ini di dalam fath al-bari menjelaskan ada tambahan

فَإِنْ زَاغَتِ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَرْتَحِلَ صَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ ثُمَّ رَكِبَ

Tetapi jika sudah tergelincir matahari sebelum bepergian maka beliau shalat dhuhur dan ashar lalu pergi

Menurut Ibnu hajar, tambahan (ziyadah) kalimat itu adalah dilandasi dengan snad yang baik.

Meskipun demikian, hadis bahwa Rasulullah shalat dhuhur di Madinah dan shalat Ashar di Dzul Hulaifah menunjukkan lebih utamanya shlat dhuhur tanpa ashar. Kecuali jika dikhawatirkan tidak bisa singgah di jalan sehingga tidak ada waktu shalat lagi maka boleh shalat ashar dengan jama’ taqdim.

Bekerja rutin termasuk safar atau tidak
Menilik definisi safar, rutin atau tidak rutin, selama keluar rumah dengan tujuan tertentu dan mencapai jarak tertentu maka ia dinamakan safar. Misalnya seorang sopir, karena memang kerjanya keluar daerah maka ia boleh dinamakan safar. Dan ia boleh mengqoshor shalatnya.

Tetaopi jika beperiannya tidak terlalu jauh, sehingga ia bisa mencapai shalat jama’ah, seperti hanya berjarak 50 km sehingga misalkan pulang dari kantor jam 14 siang, lalu ia bisa ikuti shalat ashar di rumah dengan berjama’ah, janganlah ia mengqoshor shalatnya.

Allahu a’lam bish-shawab.

Kamis, 13 Mei 2010

Azzam berkata : Do'a...oh ...Do'a...

Nilai Eksistensi Sebuah Do'a

Negeri Arab khususnya dan dunia pada umumnya sebelum diutusnya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam dipenuhi dengan kesesatan, penyimpangan, dan kebodohan, terlihat dari semaraknya penyembah batu-batuan dan pohon-pohon, pengingkaran terhadap hari kebangkitan, mempercayai perdukunan, tukang sihir, dan paranormal hingga penyimpangan yang sifatnya kemanusiaan, sosial, dan politik.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki rahmat atas hamba-hambaNya, menolongnya dari kesesatan menuju hidayah, maka Allah mengutus seorang Rasul kepada mereka dari kalangannya sendiri yang mereka telah mengenal akhlaqnya, kejujurannya, serta amanahnya. Allah berfirman, "Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS Al Jum'ah: 2).

Awal mula yang diserukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah seperti halnya Rasul-Rasul lainnya, menyeru untuk memurnikan ibadah kepada Allah AWJ dan meninggalkan peribadahan selainNya. Allah berfirman, "Dan Kami tidak mengurus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada tuhan yang haq melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (QS Al Anbiyaa: 25).

"Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan: Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut." (QS An Nahl: 36).
Inilah pembuka dakwah para Rasul, karenanya ia adalah pondasi yang dibangun di atasnya bangunan-bangunan lain, jika pondasinya rusak maka tak ada guna cabang-cabang lainnya, tidak ada manfaatnya sholat, puasa, haji, dan shodaqoh, serta seluruh ibadah-ibadah lainnya. Apabila pondasi telah cacat dan tauhid sudah berantakan tidak ada faidahnya amalan-amalan lainnya.

Allah berfirman, "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS Al Kahfi: 110). Allah juga berfirman, "Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (QS Al An'am: 88). "Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi yang sebelummu, jika kamu mempersekutukan Tuhan niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS Az Zumar: 65).

Sungguh seluruh penduduk bumi amat sangat membutuhkan akan risalah yang dibawa olehnya Shalallahu ‘alaihi wassalam daripada kebutuhan mereka terhadap air hujan, sinar matahari, serta seabreg kebutuhan-kebutuhan lainnya, karena tidak ada kehidupan hati, kenikmatannya, kelezatannya, dan kebahagiaannya bahkan tak ada ketenangan hati dan tuma'ninahnya kecuali dengan mengenal Rabbnya, yang diibadahinya, dan Penciptanya dengan nama-namaNya, sifat-sifatNya, dan perbuatan-perbuatanNya, sehingga menjadikanNya lebih dicintai daripada selainNya, menjadikan segala usaha-usahanya dalam hal-hal yang akan mendekatkan diri padaNya dan keridloanNya.

Para pembaca semoga dirohmati Allah, doa adalah salah satu dari bentuk ibadah di samping ibadah badaniyah - seperti sholat, maaliyah - seperti zakat, atau ibadah maaliyah badaniyah - seperti haji, sebab ibadah adalah satu kata yang memiliki cakupan luas setiap apa yang dicintai dan diridlai oleh Allah dari perkataan dan perbuatan lahir maupun batin. Sepele memang nampaknya masalah doa ini, tetapi ironisnya banyak di antara kaum muslimin - kalau tidak keseluruhannya - berbeda-beda dalam hal menyikapinya, mengaplikasikannya, dan tata cara pelaksanaannya, wallahul musta'an.

Tidak dipungkiri kalau di sana masih banyak yang menganggap bahwa doa itu bukan termasuk ibadah, dengan kenyataan tak sedikit yang memohon di hadapan kuburan orang yang dianggap sholih, memohon di hadapan batu besar yang dikira memiliki keanehan, manggut-manggut di hadapan pohon besar yang tak dapat melihat dan mendengar. Tidak mustahil kalau di sana masih ada yang merasa tidak butuh kepada doa karena kesombongannya dan tak ada keimanannya. Satu perkara yang tidak dapat dipungkiri pula bahwa sebagian kaum bersikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam hal doa dan cara berdoa. Wa ilallahil musytaka.

Para pembaca -semoga dirahmati Allah-, ketahuilah bahwa mayoritas orang-orang yang terjerumus ke dalam kemusyrikan, pangkal kesyirikannya ialah berdoa kepada selain Allah. Oleh karena itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, "Doa itu adalah ibadah." (HR Ahmad 4/267, Tirmidzi 5/426, Al Hakim dalam Mustadrak 1/491 dan menshohihkannya, dan disepakati oleh Al Imam Adz Dzahabi, dari sahabat Nu'man bin Basyir RA). Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang mati sedang ia berdoa kepada tandingan-tandingan selain Allah, maka akan masuk neraka." (HR Al Bukhori no 4497 dari sahabat Abdullah ibnu Mas'ud). Hadits ini menerangkan bahwa doa adalah bagian dari ibadah-ibadah yang paling agung, termasuk ke dalam hak-hak Allah yang paling mulia, dimana jika seorang hamba memalingkannya kepada selain Allah dengan demikian ia berarti telah musyrik, telah menjadikan bagi Allah tandingan-tandinganNya dalam hal uluhiyahNya.

Namun apabila seseorang meminta doa kepada orang lain yang sholih, kemudian masih hidup, dan dalam perkara-perkara yang dimampuinya, maka tidaklah termasuk kemusyrikan, hal ini dibagi menjadi beberapa bagian di antaranya:
Pertama: meminta doa kepada seorang yang sholih untuk kemaslahatan umum kaum muslimin, seperti ini dibolehkan, dengan dalil hadits Anas tentang seorang laki-laki yang meminta doa dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam agar diturunkan hujan.
Kedua: meminta doa kepada orang lain untuk kemaslahatan dirinya, sebagian ulama membolehkan hal ini dan yang lainnya menyatakan tidak semestinya, karena dikhawatirkan termasuk dalam bab meminta-minta kepada orang lain dan dikhawatirkan pula yang meminta doa akan bersandar kepada doa orang lain sedang dia lupa mendoakan dirinya sendiri. (Untuk lebih jelasnya silahkan lihat Majmu'ul Fatawa jilid ke-1).

Para pembaca -semoga dirahmati Allah-, Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan jelas menyatakan bahwa doa itu adalah ibadah. Allah berfirman, "Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaKu niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepadaKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al Mu'min: 60). Adapun sisi pendalilah dari ayat ini yang menunjukkan bahwa doa itu adalah ibadah sebagai berikut:
Pertama: dalam ayat ini Allah telah memerintah dengan firmanNya, "Berdoalah kepadaKu." Sedangkan Allah tidak akan memerintah kecuali yang wajib atau mustahab.
Kedua: Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutnya sebagai ibadah, dengan firmanNya, "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepadaKu."
Ketiga: Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas hamba-hambaNya yang berdoa dengan pengkabulan atas doa-doanya, dengan firmanNya, "Berdoalah kepadaKu niscaya akan Kuperkenankan bagimu."
Berkata Ibnul Araby Al Maliki rohimahullah, "Segi penamaan doa dengan ibadah sangatlah jelas, karena terkandung di dalamnya pengakuan dari seorang hamba akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuannya, sedangkan segala kekuasaan dan kekuatan hanyalah milik Allah, yang demikian itulah ketundukan dan kepatuhan yang sempurna."
Para pembaca -semoga dirahmati Allah-, di dalam banyak ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala mencegah dari berdoa kepada selainNya. Allah berfirman, "Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat yang demikian itu maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zholim." (QS Yunus: 106). Dan Allah berfirman, "Maka janganlah kamu menyeru tuhan yang lain di samping Allah yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diadzab." (QS Asy Syu'araa: 213). Pada ayat lain Allah menjelekkan perbuatan orang-orang musyrikin berdoa kepada selain Allah.

Allah berfirman, "Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan sekarang ini adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Dialah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaanNya dan menurunkan untukmu rizki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepadaNya meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya." (QS Al Mu'min: 12-14).

Memurnikan ibadah kepadaNya adalah memurnikan doa kepadaNya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menghukumi dengan kesesatan dan kerugian atas orang-orang yang berdoa kepada selainNya. Allah berfirman, "Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan doanya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari memperhatikan doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan pada hari kiamat niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka." (QS Al Ahqaaf: 5-6).

Dan Allah berfirman, "... yang berbuat demikian itulah Allah Tuhanmu kepunyaanNyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui." (QS Faathir: 13-14).

Seluruh nash-nash ini dan yang semisalnya di dalam Al Quranul Karim maupun sunnah yang suci sebagai penjelasan bagi orang-orang yang Allah bukakan penglihatannya dan terangkan hatinya serta lapangkan dadanya tentang betapa pentingnya doa dan begitu tinggi kedudukannya dalam aqidah al Islamiyah.
Dengan tingginya kedudukan doa dalam aqidah al Islamiyah, maka Allah mengancam orang-orang yang tidak tunduk padaNya dengan doa.

Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepadaKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al Mu'min: 60). Jadi sikap sombong dari berdoa kepada Allah dan menyelewengkan doa kepada selain Allah adalah bentuk kemaksiatan yang besar terhadapNya dan sebagai bentuk pembangkangan serta pendustaan terhadap nabi-nabiNya dan Rasul-RasulNya dimana telah sepakat risalah dan dakwah mereka menyeru kepada wajibnya mengesakan Allah dalam hal ibadah dan yang paling besarnya di antara ibadah itu adalah doa.

Sebagaimana halnya ibadah-ibadah lain memiliki cara dan etika, maka berdoapun demikian tak lepas dari itu, sebab kita mesti pahami bahwa agama itu adalah kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah dan kita tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang telah disyariatkan olehNya dan oleh RasulNya Shalallahu ‘alaihi wassalam, sebagai contoh misalnya suatu ketika Rasulullah berwudlu, kemudian setelah selesai darinya beliau mengatakan, "Ini adalah wudluku dan wudlu para nabi sebelumku, barangsiapa menambahi atau bahkan mengurangi maka ia telah berbuat jahat dan zholim."

Contoh lainnya saat Rasulullah mengatakan, "Sholatlah kalian seperti kalian telah melihat aku sholat." Demikian pula dengan pernyataan beliau, "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada contohnya dari kami maka akan tertolak." Dan begitu banyak contoh-contoh lainnya dalam hal ini. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala jelaskan etika berdoa itu dalam firmanNya, "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah diri dan suara yang lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS Al A'raaf: 55).

Para pembaca -semoga dirahmati Allah-, betapa besar karunia dan kasih sayang Allah kepada makhlukNya, menjaga, memelihara, Maha Melihat, dan Maha Mendengar, sungguh benar apa yang dikatakan dalam sebuah syair:
Allah akan marah jika engkau tinggalkan meminta padaNya
Sedang Bani Adam jika dipinta akan marah.
Sudah semestinya memang kita selaku hambaNya yang fakir untuk meminta kepada Dzat Yang Maha Kaya lagi Maha Pemurah, segala urusan hanyalah milik Allah dan akan dikembalikan kepadaNya. Allah berfirman, "KepunyaanNyalah kerajaan langit-langit dan bumi. Dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan." (QS Al Hadid: 5).
Wallahu a'lam bishshowab wal ilmu indallah.

Selasa, 04 Mei 2010

Indahnya Ujian dengan bismillah...

ahasia Sukses Menempuh Ujian
Yogyakarta, 25 Muharram 1430 H
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ^_^
Kajian Jelajah HAti siswa-siswi SD Muhammadiyah condongcatur Group
Rahasia Sukses Menempuh Ujian
- Saat ini kita hidup di zaman yang gelap di bawah terangnya cahaya yang menyinari. Akibatnya, banyak manusia yang tahu siapa dirinya, tapi tidak mengenal siapa dirinya ?.
Bagai murid yang sadar bahwa ia sedang menempuh ujian, tapi tidak memahamii soal demi soal yang tertuang di kertas ujian.
:: Rahasia Sukses Menempuh Ujian::
1. FAST (Cepat Mengambil Keputusan)
2. TRUE (Benar dan jujur dalam mengambil keputusan)
3. CONTINUE (Tidak memngenal kata berhenti dalam mengambil keputusan)
-Karena kita dibatasi oleh WAKTU.
-Hakikat hidup, tidak ada hidup tanpa persoalan.
- Hidup adalah goresan garis takdir. Setiap titik dalam goresan takdir kita adalah “persoalan” yang harus kita selesaikan. Tidak sedikit manusia masa kini yang belum menemukan jawaban yang tepat dari setiap persoalan hisup yang dihadapkan dirinya sendiri.
FastTrueContinue, tanpa ketiga bekal ini maka perubahan pada diri manusia hanya akan menjadi mimpi……
TRUE : manusia tidak akan bisa hidup tanpa kejujuran
ASH SHIDQU
: Kesesuaian antara kebenaran yang tersimpan di hati dengan yang terlihat dalam sikap dan perbuatan.
Kejujuran :
- Menyimpan perasaan yang baik, lantas mewujudkannya dalam sikap dan tindakan . (Versi I)
- Menyimpan perasaan yang buruk, lantas melawannya dengan sikap dan tindakan yang ebrlawanan dengan yang dirasakan. (Versi II)
Dalam surat At Taubah[9] : 119,
“Wajib atas kalian bersikap jujur, karena sesungguhnya jujur mengantarkan pada kebaikan. Dan jauhilah oleh kalian dusta, karena sesungguhnya kedustaan itu mengantarkan pada kejelekan. “ (HR. Muslim)
:: Ash Shidqu (Jujur), ada 4 yaitu :
Jujur kepada ALLAH
- wujudnya : Ar Ridlo. Cinta dan benci karena Allah.
Jujur kepada Al Mukmin
- wujudnya : Al Musawah. Memandang mereka sebagai satu tubuh dnegan kita.
Jujur kepada Al ‘Ashi. (Al ‘Ashi : orang yang banyak melakukan ma’shiyat)
- wujudnya : At Tadzkirah. Memandang mereka sebagai orang yang harus diselamatkan.
Jujur kepada diri sendiri
- wujudnya : Jihadun Nafsi. Memandang diri dengan pandangan penuh kewaspadaan.
Selamat dan Sukses UASBN 2010 untuk siswa-siswi kelas VI SD Muhammadiyah Condongcatur Group
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ^_^

Rabu, 28 April 2010

mari terus belajar....(bahasa) :

Mengapa Anda harus belajar bahasa Arab?

Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan secara luas di planet ini. Bahasa Arab merupakan bahasa utama dari 22 negara, digunakan oleh lebih dari 250 juta orang. Bahasa ini juga merupakan bahasa kedua pada negara-negara Islam karena dianggap sebagai bahasa spiritual Islam - salah satu agama-agama besar dunia (kita membicarakan tentang lebih dari 1 miliar orang!). Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa tetap di organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Alasan lain yaitu bahasa Arab merupakan salah satu bahasa tertua yang hidup di dunia, dan merupakan bahasa asli dari banyak bahasa, bahkan ada teori yang menyatakan bahwa "bahasa Arab merupakan asal dari bahasa-bahasa" dan mereka yang mengadopsi teori ini berlandaskan pada kenyataan bahwa orang Arab dapat melafalkan suara apapun dalam bahasa manapun di dunia dengan mudah, di lain pihak banyak orang-orang bukan-Arab yang kesulitan mengucapkan beberapa huruf Arab yang tidak terdapat dalam bahasa asli mereka (contohnya huruf dhad tidak digunakan dalam bahasa manapun di dunia, dan bahasa Arab sering disebut sebagai bahasa dhad).

Dalam ribuan tahun, sedikit perubahan terjadi pada bahasa ini, dan bahasa ini selalu sesuai pada setiap jaman, menembus berbagai peradaban yang menggunakannya sebagai bahasa asli mereka. Bahkan, bahasa Arab memiliki pengaruh yang besar dalam sebagian besar bahasa yang ada di masa kini. Mungkin, sumbangan bahasa Arab yang paling jelas pada kemanusiaan adalah angka Arab (0,1,2,,3,...), tanpa menyebutkan bahwa banyak kata-kata Arab yang digunakan oleh banyak bahasa pada saat ini (algoritma, sugar, coffee, kopi, alamat, kabar, dan daftar ini terus berkelanjutan....).

Mengapa bahasa ini tetap hidup lebih dari ratusan tahun sementara bahasa yang lain tidak?

Alasan utama untuk pertanyaan tersebut adalah bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur'an, inilah yang menjaga bahasa Arab menjadi bahasa utama hingga lebih dari 1400 tahun peradaban Islam.

Kata-Kata Bahasa Arab yang Berguna

Dalam bahasa Arab Dalam bahasa Indonesia
Mar-haba Halo
Ahlan-Wa-Sahlan Selamat datang
Shukran Terimakasih
Aasif Maaf
Afwan Permisi
Kam Berapa?
Na'am Ya
La Tidak
Mabruuk Selamat
Yamiin Kanan (arah)
Yasar Kiri
Ana Saya
Anta(p) / anti (w) Anda

Kalimat yang Sering Digunakan

Kalimat Artinya
As-salaam-alaikum Assalamu'alaikum (keselamatan atasmu (salam dalam Islam)
Kaifa-haluk? Bagaimana kabarmu?
Kam-is-sa'ah? Jam berapa sekarang?
Al-hamdu- lillah Alhamdulillah (sering digunakan sebagai jawaban untuk "bagaimana kabarmu?")
Ma'as-salama Selamat tinggal

Catatan:

Jenis huruf yang digunakan dalam tulisan Arab pada tutorial ini disebut Nasekh, merupakan jenis huruf yang umum digunakan dalam bahasa Arab dan merupakan jenis huruf yang paling jelas (jenis ini digunakan dalam buku-buku cetak, surat kabar dan dokumen).

Jika Anda menemukan tulisan Arab yang sukar dibaca, kemungkinan tulisan tersebut menggunakan jenis yang lain (yang bisa sangat berbeda dari Nashek). Contohnya: berikut ini adalah dua tulisan Islami dalam bahasa Arab yang menggunakan jenis tulisan yang indah.

Ummu Azzam says : Mari belajar Bahasa Arab...Mari belajar Bahasa Al-Qur'an

Sri Rahayu : kulo nuwun.....

Waspadai gejala anxietas yang berlebihan....

Fear and stress reactions are essential for human survival. Takut dan reaksi stres sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. They enable people to pursue important goals and to respond appropriately to danger. Mereka memungkinkan orang untuk mengejar tujuan-tujuan penting dan tepat menanggapi bahaya. In a healthy individual, the stress response (fight, fright, or flight) is provoked by a genuine threat or challenge and is used as a spur for appropriate action. Individu yang sehat, respons stres (berkelahi, ketakutan, atau penerbangan) adalah murni dipicu oleh ancaman atau tantangan dan digunakan sebagai pendorong untuk tindakan yang tepat.
An anxiety disorder, however, involves an excessive or inappropriate state of arousal characterized by feelings of apprehension, uncertainty, or fear. Sebuah gangguan kecemasan, bagaimanapun, melibatkan yang berlebihan atau tidak patut gairah keadaan yang ditandai oleh perasaan ketakutan, ketidakpastian, atau rasa takut. The word is derived from the Latin, angere , which means to choke or strangle. Kata ini berasal dari bahasa Latin, angere, yang berarti mencekik atau mencekik. The anxiety response is often not attributable to a real threat. Tanggapan kecemasan sering kali tidak disebabkan ancaman nyata. Nevertheless it can still paralyze the individual into inaction or withdrawal. Namun demikian, masih dapat melumpuhkan individu ke dalam kelembaban maupun penarikan. An anxiety disorder persists, while a healthy response to a threat resolves, once the threat is removed. Sebuah gangguan kecemasan terus berlangsung, sementara yang sehat untuk menanggapi ancaman menyelesaikan, setelah ancaman akan dihapus.
text continues below terus teks di bawah

Anxiety disorders have been classified according to the severity and duration of their symptoms and specific behavioral characteristics. Gangguan kecemasan telah diklasifikasikan menurut keparahan dan lamanya gejala mereka dan karakteristik perilaku tertentu. Categories include: Kategori meliputi:
• Generalized anxiety disorder (GAD), which is long lasting and low-grade Generalized anxiety disorder (GAD), yang tahan lama dan kelas rendah
• Panic disorder, which has more dramatic symptoms Gangguan panik, yang memiliki gejala yang lebih dramatis
• Phobias Fobia
• Obsessive-compulsive disorder (OCD) Obsesif-kompulsif (OCD)
• Post-traumatic stress disorder (PTSD) Post-traumatic stress disorder (PTSD)
• Separation anxiety disorder (which is almost always seen in children) Separation anxiety disorder (yang hampir selalu terlihat pada anak-anak)
GAD and panic disorder are the most common. GAD dan gangguan panik adalah yang paling umum. Anxiety disorders are usually caused by a combination of psychological, physical, and genetic factors, and treatment is, in general, very effective. Gangguan kecemasan biasanya disebabkan oleh kombinasi psikologis, fisik, dan faktor genetik, dan pengobatan, pada umumnya, sangat efektif.
Generalized Anxiety Disorder Generalized Anxiety Disorder
Generalized anxiety disorder (GAD) is the most common anxiety disorder. Generalized anxiety disorder (GAD) adalah yang paling umum gangguan kecemasan. It affects about 5% of Americans over the course of their lifetimes. Ini mempengaruhi sekitar 5% dari Amerika selama hidup mereka. It is characterized by the following: Hal ini ditandai dengan berikut ini:
• A more-or-less constant state of worry and anxiety, which is out of proportion to the level of actual stress or threat in their lives. Yang lebih-atau-kurang konstan keadaan khawatir dan kegelisahan, yang tidak sesuai dengan tingkat stres yang sebenarnya atau ancaman dalam hidup mereka.
• This state occurs on most days for more than 6 months despite the lack of an obvious or specific stressor. Keadaan ini terjadi pada hampir setiap hari selama lebih dari 6 bulan sekalipun tidak ada yang jelas atau penekan khusus. (It worsens with stress, however.) (It memburuk dengan stres, bagaimanapun.)
• It is very difficult to control worry. Sangat sulit untuk mengontrol khawatir. For a clear diagnosis of GAD, the specific worries should be differentiated from those that would define other anxiety disorders, such as fear of panic attacks or appearing in public. Untuk diagnosis yang jelas GAD, kekhawatiran tertentu harus dibedakan dari orang-orang yang akan menentukan gangguan kecemasan lain, seperti takut serangan panik atau muncul di depan umum. Moreover, they are not obsessive like those with obsessive-compulsive disorder. Selain itu, mereka tidak obsesif seperti orang-orang dengan obsesif-kompulsif. (It should be noted, however, that over half of those with GAD also have another anxiety disorder or depression.) (Perlu dicatat, bahwa lebih dari setengah dari mereka yang GAD juga memiliki gangguan kecemasan lain atau depresi.)
• Patients with anxiety may experience physical symptoms (such as gastrointestinal complaints) in addition to, or even in place of, mental worries. Pasien dengan kecemasan mungkin mengalami gejala fisik (seperti keluhan gastrointestinal) sebagai tambahan, atau bahkan di tempat, kekhawatiran mental. (This latter case may be more common in people from non-Western cultures such as those with Asian backgrounds.) (Kasus yang terakhir ini mungkin lebih umum pada orang dari budaya non-Barat seperti orang-orang dengan latar belakang Asia.)
• People with GAD tend to be unsure of themselves, overly perfectionist, and conforming. Orang dengan GAD cenderung tidak yakin terhadap diri mereka sendiri, terlalu perfeksionis, dan menyesuaikan diri.
Mengingat kondisi ini, diagnosis GAD dikonfirmasi jika tiga atau lebih dari gejala berikut hadir (hanya satu untuk anak-anak) di hampir setiap hari selama 6 bulan:
• Being on edge or very restless Berada di tepi atau sangat gelisah
• Feeling tired Merasa lelah
• Having difficulty with concentration Mengalami kesulitan dengan konsentrasi
• Being irritable Menjadi marah
• Having muscle tension Setelah ketegangan otot
• Experiencing disturbed sleep Mengalami gangguan tidur
Symptoms should cause significant distress and impair normal functioning and not be due to a medical condition, another mood disorder, or psychosis. Gejala harus menyebabkan tekanan signifikan dan merusak fungsi normal dan bukan disebabkan oleh kondisi medis, gangguan mood yang lain, atau psikosis. It should be noted that pure GAD is uncommon. Perlu dicatat bahwa GAD murni jarang terjadi. It typically occurs with other mood disorders (anxiety or depression) or substance use. Ini biasanya terjadi dengan kelainan suasana hati lain (kecemasan atau depresi) atau penggunaan zat. In one 8-year study, nearly three-quarters of GAD patients experienced depression at some point during the course of the study. Dalam satu 8-tahun studi, hampir tiga perempat pasien mengalami depresi GAD pada beberapa titik selama studi. A third of GAD patients had at least two other disorders of mood, substance use, or both. Sepertiga dari pasien GAD setidaknya dua gangguan suasana hati lain, penggunaan narkoba, atau keduanya.
text continues below terus teks di bawah

Panic Disorder Panic Disorder
Panic disorder is characterized by periodic attacks of anxiety or terror ( panic attacks ). Gangguan panik ditandai oleh serangan periodik kecemasan atau teror (panic attack). They usually last 15 - 30 minutes, although residual effects can persist much longer. Mereka biasanya terakhir 15-30 menit, meskipun efek residu bisa bertahan lebih lama lagi. The frequency and severity of acute states of anxiety determine the diagnosis. Frekuensi dan tingkat keparahan keadaan kecemasan akut menentukan diagnosis. (It should be noted that panic attacks can occur in nearly every anxiety disorder, not just panic disorder. In other anxiety disorders, however, there is always a cue or specific trigger for the attack.) A diagnosis of panic disorder is made under the following conditions: (Perlu dicatat bahwa serangan panik dapat terjadi di hampir setiap anxiety disorder, bukan hanya gangguan panik. Pada gangguan kecemasan lain, bagaimanapun, selalu ada isyarat atau spesifik untuk memicu serangan.) Suatu diagnosis gangguan panik dibuat di bawah kondisi berikut:
• A person experiences at least two recurrent, unexpected panic attacks. Seseorang pengalaman setidaknya dua berulang, tak terduga serangan panik.
• For at least a month following the attacks, the person fears that another will occur. Paling tidak selama satu bulan setelah serangan, orang ketakutan bahwa orang lain akan terjadi.
Symptoms of a Panic Attack. During a panic attack a person feels intense fear or discomfort with at least four or more of the following symptoms: Gejala Panic Attack. Selama serangan panik seseorang merasa takut atau ketidaknyamanan intens dengan setidaknya empat atau lebih dari gejala berikut:
• Rapid heart beat Jantung yang cepat mengalahkan
• Sweating Berkeringat
• Shakiness Kegoyahan
• Shortness of breath Sesak napas
• A choking feeling or a feeling of being smothered Sebuah perasaan tersedak atau menahan perasaan
• Dizziness Pusing
• Nausea Mual
• Feelings of unreality Perasaan ketidaknyataan
• Numbness Baal
• Either hot flashes or chills Entah hot flashes atau menggigil
• Chest pain Nyeri dada
• A fear of dying Sebuah takut mati
• A fear of going insane Sebuah takut gila
Women may be more likely than men to experience shortness of breath, nausea, and feelings of being smothered. Perempuan mungkin lebih mungkin dibandingkan laki-laki untuk mengalami sesak napas, mual, dan perasaan yang tertahan. More men than women have sweating and abdominal pain. Lebih banyak pria daripada wanita telah berkeringat dan sakit perut. Panic attacks that include only one or two symptoms, such as dizziness and heart pounding, are known as limited-symptom attacks . Serangan panik yang mencakup hanya satu atau dua gejala seperti pusing dan jantung berdebar-debar, yang dikenal sebagai terbatas-gejala serangan. These may be either residual symptoms after a major panic attack or precursors to full-blown attacks. Ini mungkin salah satu gejala sisa setelah serangan panik besar atau perintis serangan besar-besaran. (It should be noted that panic attacks can also accompany other anxiety disorders, such as phobias and post-traumatic stress disorder. In such cases, however, additional characteristics differentiate these disorders from panic disorder.) (Perlu dicatat bahwa serangan panik dapat juga menyertai gangguan kecemasan lain, seperti fobia dan post-traumatic stress disorder. Dalam kasus, tambahan membedakan karakteristik kelainan ini dari gangguan panik.)
Frekuensi Panic Attacks. Frekuensi serangan dapat bervariasi. Some people have frequent attacks (for example, every week) that occur for months; others may have clusters of daily attacks followed by weeks or months of remission. Beberapa orang mempunyai serangan sering (misalnya, setiap minggu) yang terjadi selama berbulan-bulan; lain mungkin kelompok serangan sehari-hari diikuti oleh minggu atau bulan pengampunan.
Triggers of Panic Attacks. Panic attacks may occur spontaneously or in response to a particular situation. Pemicu Panic Attacks. Panic serangan dapat terjadi secara spontan atau sebagai respons terhadap situasi tertentu. Recalling or re-experiencing even harmless circumstances surrounding an original attack may trigger subsequent panic attacks. Mengingat atau bahkan mengalami kembali situasi berbahaya yang mengelilingi serangan asli dapat memicu serangan panik berikutnya.
Phobic Disorders Gangguan fobia
Phobias, manifested by overwhelming and irrational fears, are common. Fobia, dimanifestasikan oleh ketakutan berlebihan dan tidak rasional, adalah biasa. In most cases, people can avoid or at least endure phobic situations, but in some cases, as with agoraphobia, the anxiety associated with the feared object or situation can be incapacitating. Dalam kebanyakan kasus, orang dapat menghindari atau paling tidak bertahan situasi fobia, tetapi dalam beberapa kasus, seperti dengan agoraphobia, kecemasan yang berhubungan dengan objek atau situasi takut dapat melumpuhkan.
text continues below terus teks di bawah

Agoraphobia. Agoraphobia has been somewhat misleadingly described as fear of open spaces, the term having been derived from the Greek word agora, meaning outdoor marketplace. Agoraphobia. Agoraphobia telah agak menyesatkan digambarkan sebagai takut ruang terbuka, istilah yang telah diturunkan dari kata Yunani agora, yang berarti pasar luar. In its severest form, agoraphobia is characterized by a paralyzing terror of being in places or situations from which the patient feels there is neither escape nor accessible help in case of an attack. Dalam bentuk berat, agoraphobia ditandai oleh teror yang melumpuhkan berada di tempat atau situasi di mana pasien merasa ada melarikan diri atau tidak dapat diakses membantu dalam kasus serangan. (One patient described the terror of going outside as opening a door onto a landscape filled with snakes.) Consequently, people with agoraphobia confine themselves to places in which they feel safe, usually at home. (Satu pasien menggambarkan teror akan keluar sebagai membuka pintu ke sebuah pemandangan yang penuh dengan ular.) Akibatnya, orang dengan agoraphobia membatasi diri ke tempat-tempat di mana mereka merasa aman, biasanya di rumah. The patient with agoraphobia often makes complicated plans in order to avoid confronting feared situations and places. Pasien dengan agoraphobia sering membuat rencana rumit untuk menghindari takut menghadapi situasi dan tempat.
Social Phobia. Social phobia, also known as social anxiety disorder, is the fear of being publicly scrutinized and humiliated and is manifested by extreme shyness and discomfort in social settings. Fobia sosial. Sosial fobia, juga dikenal sebagai gangguan kecemasan sosial, adalah takut dikritisi dan dipermalukan di depan umum dan diwujudkan oleh ekstrem rasa malu dan ketidaknyamanan dalam pengaturan sosial. This phobia often leads people to avoid social situations and is not due to a physical or mental problem (such as stuttering, acne, or personality disorders). Fobia ini sering menyebabkan orang untuk menghindari situasi sosial dan bukan karena masalah fisik atau mental (seperti gagap, jerawat, atau gangguan kepribadian). The incidence of social phobia is approximately 13% and has been termed "the neglected anxiety disorder" because it is often missed as a diagnosis. Insiden fobia sosial adalah sekitar 13% dan telah disebut "gangguan kecemasan yang terabaikan" karena sering luput sebagai diagnosis.
The associated symptoms vary in intensity, ranging from mild and tolerable anxiety to a full-blown panic attack. Gejala yang terkait dalam intensitas bervariasi, mulai dari yang ringan dan kecemasan ditoleransi ke meledak penuh serangan panik. (Unlike a panic attack, however, social phobia is always directly related to a social situation.) Symptoms include sweating, shortness of breath, pounding heart, dry mouth, and tremor. (Tidak seperti serangan panik, bagaimanapun, fobia sosial selalu secara langsung berkaitan dengan situasi sosial.) Gejalanya antara lain berkeringat, sesak napas, jantung berdebar, mulut kering, dan getaran.
Kelainan dapat dikategorikan sebagai lebih umum atau fobia sosial yang spesifik:
• Generalized social phobia is the fear of being humiliated in front of other people during nearly all social situations. Generalized fobia sosial adalah rasa takut akan dihina di depan orang lain selama hampir semua situasi sosial. People with this subtype are the most socially impaired and also the most likely to seek treatment. Orang dengan subtipe ini adalah yang paling dirugikan dan juga sosial yang paling mungkin untuk mencari pengobatan.
• Specific social phobia usually involves a phobic response to a specific event. Fobia sosial tertentu biasanya melibatkan sebuah fobia tanggapan terhadap peristiwa tertentu. Performance anxiety ("stage fright") is the most common specific social phobia and occurs when a person must perform in public. Kinerja kecemasan ( "demam panggung") adalah yang paling umum fobia sosial yang spesifik dan terjadi ketika seseorang harus tampil di depan umum. These patients usually feel comfortable in informal social situations. Pasien ini biasanya merasa nyaman dalam situasi sosial informal.
Children with social anxiety develop symptoms in settings that include their peers, not just adults, and they may include tantrums, blushing, or not being able to speak to unfamiliar people. Anak-anak dengan gejala kecemasan sosial dalam mengembangkan pengaturan yang termasuk rekan mereka, bukan hanya orang dewasa, dan mereka mungkin termasuk amukan, memerah, atau tidak dapat berbicara dengan orang asing. These children should be able to have normal social relationships with familiar people, however. Anak-anak ini harus dapat memiliki hubungan sosial yang normal dengan orang-orang asing, namun.
text continues below terus teks di bawah

Specific Phobias. Specific phobias (formerly simple phobias) are an irrational fear of specific objects or situations. Fobia Spesifik. Spesifik fobia (sebelumnya fobia sederhana) adalah ketakutan irasional objek atau situasi tertentu. Specific phobias are among the most common medical disorders. Fobia spesifik adalah di antara yang paling umum gangguan medis. Most cases are mild and not significant enough to require treatment. Kebanyakan kasus yang ringan dan tidak cukup signifikan untuk memerlukan pengobatan.
The most common phobias are fear of animals (usually spiders, snakes, or mice), flying ( pterygophobia ), heights ( acrophobia ), water, injections, public transportation, confined spaces ( claustrophobia ), dentists ( odontiatophobia ), storms, tunnels, and bridges. Fobia yang paling umum adalah rasa takut binatang (biasanya laba-laba, ular, atau tikus), terbang (pterygophobia), ketinggian (acrophobia), air, suntikan, transportasi umum, ruangan tertutup (claustrophobia), dokter gigi (odontiatophobia), badai, terowongan, dan jembatan.
When confronting the object or situation, the phobic person experiences panicky feelings, sweating, avoidance behavior, difficulty breathing, and a rapid heartbeat. Ketika berhadapan dengan objek atau situasi, pengalaman orang yang fobia perasaan panik, berkeringat, menghindarkan perilaku, kesulitan bernapas, dan detak jantung yang cepat. Most phobic adults are aware of the irrationality of their fear, and many endure intense anxiety rather than disclose their disorder. Kebanyakan fobia orang dewasa yang sadar akan irasionalitas ketakutan mereka, dan banyak menanggung kecemasan intens daripada mengungkapkan gangguan mereka.
Obsessive-Compulsive Disorder Obsesif-Compulsive Disorder
Obsessive-compulsive disorder (OCD) has been described as hiccups of the mind. Obsesif-kompulsif (OCD) telah digambarkan sebagai cegukan pikiran. OCD is time-consuming, distressing, and can disrupt normal functioning. OCD adalah memakan waktu, menyedihkan, dan dapat mengganggu fungsi normal. Much research suggests that a critical feature in this disorder is an overinflated sense of responsibility, in which the patient's thoughts center around possible dangers and an urgent need to do something about it. Banyak penelitian menunjukkan bahwa fitur penting dalam gangguan ini adalah rasa tanggung jawab overinflated, di mana pusat pikiran pasien di sekitar mungkin bahaya dan kebutuhan mendesak untuk melakukan sesuatu tentang hal itu.
• Obsessions are recurrent or persistent mental images, thoughts, or ideas. Obsesi yang berulang atau berkelanjutan citra mental, pikiran, atau ide. The obsessive thoughts or images can range from mundane worries about whether one has locked a door to bizarre and frightening fantasies of behaving violently toward a loved one. Pikiran obsesif atau gambar dapat berkisar dari duniawi kekhawatiran tentang apakah seseorang telah mengunci pintu fantasi aneh dan menakutkan dalam bersikap keras terhadap orang yang dicintai.
• Compulsive behaviors are repetitive, rigid, and self-prescribed routines that are intended to prevent the manifestation of an associated obsession. Perilaku kompulsif berulang, kaku, dan rutinitas yang diresepkan diri yang dimaksudkan untuk mencegah manifestasi dari obsesi terkait. Such compulsive acts might include repetitive checking for locked doors or unlit stove burners or calls to loved ones at frequent intervals to be sure they are safe. Seperti mungkin mencakup tindakan kompulsif yang berulang-ulang untuk memeriksa pintu-pintu terkunci atau gelap kompor pembakar atau panggilan ke orang-orang terkasih pada interval yang sering untuk memastikan mereka aman. Some people are compelled to wash their hands every few minutes or to spend inordinate amounts of time cleaning their surroundings in order to subdue the fear of contagion. Beberapa orang dipaksa untuk mencuci tangan setiap beberapa menit atau menghabiskan banyak sekali jumlah waktu untuk membersihkan lingkungan sekitar mereka dalam rangka untuk menaklukkan rasa takut tertular.
Lebih dari setengah penderita OCD-memiliki pikiran obsesif kompulsif tanpa perilaku ritualistik. Although individuals recognize that the obsessive thoughts and ritualized behavior patterns are senseless and excessive, they cannot stop them in spite of strenuous efforts to ignore or suppress the thoughts or actions. Meskipun orang mengakui bahwa pikiran-pikiran obsesif dan ritual pola perilaku yang tidak masuk akal dan berlebihan, mereka tidak dapat menghentikan mereka terlepas dari upaya keras untuk mengabaikan atau menekan pikiran atau tindakan. OCD often accompanies depression or other anxiety disorders. OCD sering menyertai depresi atau gangguan kecemasan lainnya. There is some evidence that the symptoms improve over time and that nearly half will eventually recover completely or have only minor symptoms. Ada beberapa bukti bahwa gejala meningkatkan dari waktu ke waktu dan bahwa hampir setengah pada akhirnya akan sembuh sepenuhnya atau hanya gejala ringan.
Symptoms in children may be mistaken for behavioral problems (taking too long to do homework because of perfectionism, refusing to perform a chore because of fear of germs). Gejala pada anak-anak mungkin akan keliru untuk masalah perilaku (mengambil terlalu lama untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena perfeksionisme, menolak untuk melakukan tugas karena takut kuman). Children do not usually recognize that their obsessions or compulsions are excessive. Anak-anak biasanya tidak menyadari bahwa mereka adalah obsesi atau tekanan yang berlebihan.
text continues below terus teks di bawah

Associated Obsessive Disorders. Certain other disorders that may be part of, or strongly associated with, the OCD spectrum include the following: Obsesif Associated Disorders. Tertentu gangguan lain yang mungkin menjadi bagian dari, atau sangat terkait dengan, spektrum OCD meliputi:
• Body dysmorphic disorder (BDD). Dysmorphic tubuh disorder (BDD). In BDD, people are obsessed with the belief that they are ugly, or part of their body is abnormally shaped. Dalam BDD, orang-orang terobsesi dengan keyakinan bahwa mereka jelek, atau bagian dari tubuh mereka berbentuk normal.
• Trichotillomania. Trikotilomania. People with trichotillomania continually pull their hair, leaving bald patches. Orang dengan trikotilomania terus menarik rambut mereka, meninggalkan bercak botak.
• Tourette syndrome. Tourette sindrom. Symptoms of Tourette syndrome include jerky movements, tics, and uncontrollably uttering obscene words. Gejala sindrom Tourette termasuk gerakan dendeng, dasi, dan tak terkendali mengucapkan kata-kata cabul.
Obsessive-Compulsive Personality. OCD should not be confused with obsessive-compulsive personality , which defines certain character traits (eg, being a perfectionist, excessively conscientious, morally rigid, or preoccupied with rules and order). Obsesif-Kompulsif Kepribadian. OCD tidak boleh dikacaukan dengan kepribadian obsesif-kompulsif, yang mendefinisikan karakter tertentu (misalnya, menjadi perfeksionis, terlalu teliti, moral kaku, atau sibuk dengan aturan dan ketertiban). These traits do not necessarily occur in people with obsessive-compulsive disorder . Ciri-ciri ini tidak selalu terjadi pada orang dengan obsesif-kompulsif.
Post-Traumatic Stress Disorder Post-Traumatic Stress Disorder
Post-traumatic stress disorder (PTSD) is a severe, persistent emotional reaction to a traumatic event that severely impairs one's life. Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah parah, emosional gigih reaksi terhadap peristiwa traumatik yang sangat merusak kehidupan seseorang. It is classified as an anxiety disorder because of its symptoms. Hal ini diklasifikasikan sebagai gangguan kecemasan karena gejala. Not every traumatic event leads to PTSD, however. Tidak semua peristiwa traumatik menyebabkan PTSD, namun. There are two criteria that must be present to qualify for a diagnosis of PTSD: Ada dua kriteria yang harus hadir untuk memenuhi syarat untuk diagnosis PTSD:
• The patient must have directly experienced, witnessed, or learned of a life-threatening or seriously injurious event. Pasien harus memiliki secara langsung dialami, disaksikan, atau belajar dari kehidupan-mengancam atau merugikan serius acara.
• The patients' response is intense fear, helplessness, or horror. Pasien Respon intens rasa takut, tidak berdaya, atau kengerian. Children may behave with agitation or with disorganized behavior. Anak-anak dapat berperilaku dengan agitasi atau dengan perilaku tidak teratur.
Triggering Events. PTSD is triggered by violent or traumatic events that are usually outside the normal range of human experience. Acara memicu. PTSD dipicu oleh kekerasan atau peristiwa traumatik yang biasanya di luar kisaran normal pengalaman manusia. There is some evidence that events most likely to trigger PTSD are those that involve deliberate and destructive behavior (eg, murder, rape) and those that are prolonged or physically challenging. Ada beberapa bukti bahwa kejadian-kejadian yang paling mungkin untuk memicu PTSD adalah mereka yang melibatkan perilaku yang disengaja dan merusak (misalnya, pembunuhan, perkosaan) dan mereka yang berkepanjangan atau menantang secara fisik. The event can also be a natural disaster. Acara ini juga bisa menjadi bencana alam. Such events include, but are not limited to, experiencing or witnessing sexual assaults, accidents, combat, natural disasters (such as earthquakes), or unexpected deaths of loved ones. Peristiwa semacam itu meliputi, tetapi tidak terbatas pada, mengalami atau menyaksikan serangan seksual, kecelakaan, pertempuran, bencana alam (seperti gempa bumi), atau tidak terduga kematian orang yang dicintai. PTSD may also occur in people who have serious illness and receive aggressive treatments or who have close family members or friends with such conditions. PTSD dapat juga terjadi pada orang yang memiliki penyakit serius dan menerima perawatan yang agresif atau yang memiliki anggota keluarga dekat atau teman-teman dengan kondisi seperti itu.
Symptoms of PTSD. There are three basic sets of symptoms associated with PTSD. Gejala PTSD. Ada tiga set dasar gejala PTSD. They may begin immediately after the event or can develop up to a year afterward: Mereka mungkin mulai segera setelah kejadian atau dapat mengembangkan sampai satu tahun sesudahnya:
• Re-experiencing. Re-mengalami. In such cases, patients persistently re-experience the trauma in at least one of the following ways: in recurrent images, thoughts, flashbacks, dreams, or feelings of distress at situations that remind them of the traumatic event. Dalam kasus tersebut, pasien terus-menerus mengalami kembali trauma dalam setidaknya salah satu dari cara berikut: di gambar berulang, pikiran, kilas balik, mimpi, atau perasaan tertekan situasi yang mengingatkan mereka tentang peristiwa traumatik. Children may engage in play, in which traumatic events are enacted repeatedly. Anak-anak mungkin terlibat dalam bermain, di mana peristiwa-peristiwa traumatis diundangkan berulang kali.
• Avoidance. Penghindaran. Patients may avoid reminders of the event, such as thoughts, people, or any other factors that trigger recollection. Pasien mungkin menghindari pengingat acara, seperti pikiran, orang, atau faktor-faktor lain yang memicu ingatan. They tend to have an emotional numbness, a sense of being in a daze or of losing contact with their own identity or even external reality. Mereka cenderung memiliki mati rasa emosional, kesadaran berada dalam keadaan linglung atau kehilangan kontak dengan identitas mereka sendiri atau bahkan realitas eksternal. They may be unable to remember important aspects of the event. Mereka mungkin tidak dapat mengingat aspek penting dari acara.
• Increased Arousal. Meningkatkan Gairah. This includes symptoms of anxiety or heightened awareness of danger (sleeplessness, irritability, being easily startled, or becoming overly vigilant to unknown dangers). Ini termasuk gejala kecemasan atau kesadaran bahaya (sulit tidur, lekas marah, yang mudah terkejut, atau menjadi terlalu waspada untuk diketahui bahaya).
To further qualify for a diagnosis of PTSD, patients must have at least one symptom in the re-experiencing category, three avoidance symptoms, and two arousal symptoms. Untuk lebih memenuhi syarat untuk diagnosis PTSD, pasien harus memiliki minimal satu gejala dalam kategori mengalami kembali, tiga menghindari gejala, dan dua gejala gairah. Symptoms are chronic (3 months or more). Gejala kronis (3 bulan atau lebih). Symptoms should also not be associated with alcohol, medications, or drugs and should not be intensifications of a pre-existing psychological disorder. Gejala juga tidak boleh dikaitkan dengan alkohol, obat-obatan, atau obat-obatan dan tidak boleh intensifications dari pra-ada gangguan psikologis.
Acute Stress Disorder. Experts have identified a syndrome called acute stress disorder, in which symptoms of PTSD occur within 2 days to 4 weeks after the traumatic event. Stres akut Disorder. Para ahli telah mengidentifikasi sindrom yang disebut gangguan stres akut, di mana gejala-gejala PTSD terjadi dalam waktu 2 hari sampai 4 minggu setelah peristiwa traumatik. Acute stress disorder can accurately identify up to 94% of victims at risk for PTSD. Gangguan stres akut dapat secara akurat mengidentifikasi hingga 94% dari korban yang beresiko PTSD. Between 50 - 80% of these patients actually develop the more chronic and serious disorder. Antara 50 - 80% dari pasien ini benar-benar mengembangkan lebih kronis dan gangguan serius. In other words, it is very sensitive for identification of those at highest danger for PTSD but less successful in determining specifically who will or will not recover emotionally. Dengan kata lain, sangat sensitif bagi orang-orang di identifikasi bahaya tertinggi untuk PTSD tetapi kurang berhasil dalam menentukan secara spesifik yang akan atau tidak akan pulih secara emosional.
Long-Term Outlook. The long-term impact of a traumatic event is uncertain. Long-Term Outlook. Jangka panjang dampak dari peristiwa traumatis tidak pasti. In one study of people who survived a mass killing spree in Texas, less than half of those who suffered PTSD (28% of all survivors) had recovered after a year. Dalam sebuah penelitian orang-orang yang selamat dari pembunuhan massal di Texas, kurang dari setengah dari mereka yang menderita PTSD (28% dari semua yang selamat) sudah pulih setelah satu tahun. In another study, PTSD became chronic in 46% of the subjects. Dalam studi lain, PTSD menjadi kronis pada 46% dari subyek. In fact, PTSD may cause physical changes in the brain, and in some cases the disorder can last a lifetime. Bahkan, PTSD dapat menyebabkan perubahan fisik di otak, dan dalam beberapa kasus, gangguan dapat berlangsung seumur hidup.
Separation Anxiety Disorder Separation Anxiety Disorder
Separation anxiety disorder almost always occurs in children. Separation anxiety disorder hampir selalu terjadi pada anak-anak. It is suspected in children who are excessively anxious about separation from important family members or from home. Diduga pada anak-anak yang terlalu cemas tentang perpisahan dari anggota keluarga penting atau dari rumah. For a diagnosis of separation anxiety disorder, the child should also exhibit at least three of the following symptoms for at least 4 weeks: Untuk diagnosis gangguan kecemasan perpisahan, anak juga harus menunjukkan setidaknya tiga dari gejala berikut selama sedikitnya 4 minggu:
• Extreme distress from either anticipating or actually being away from home or being separated from a parent or other loved one Extreme kesusahan baik dari mengantisipasi atau benar-benar berada jauh dari rumah atau berpisah dari orang tua atau kekasih lain
• Extreme worry about losing or about possible harm befalling a loved one Extreme khawatir mengenai kemungkinan kehilangan atau kerugian yang menimpa orang yang dicintai
• Intense worry about getting lost, being kidnapped, or otherwise separated from loved ones Intens khawatir tentang mendapatkan hilang, karena diculik, atau dipisahkan dari orang-orang terkasih
• Frequent refusal to go to school or to sleep away from home Sering penolakan untuk pergi ke sekolah atau tidur jauh dari rumah
• Physical symptoms such as headache, stomach ache, or even vomiting, when faced with separation from loved ones Gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, atau bahkan muntah-muntah, ketika dihadapkan dengan pemisahan dari orang-orang terkasih
Separation anxiety often disappears as the child grows older, but if not addressed, it may lead to panic disorder, agoraphobia, or combinations of anxiety disorders. Pemisahan kecemasan sering menghilang ketika anak tumbuh lebih tua, tetapi jika tidak ditangani, hal itu dapat mengakibatkan gangguan panik, agoraphobia, atau kombinasi dari gangguan kecemasan.
The Brain's Response to a Threat Otak Respon untuk Ancaman
The best way to envision the brain's response to a threat is to imagine a primal situation, such as being chased by a bear. Cara terbaik untuk membayangkan respons otak terhadap ancaman adalah membayangkan situasi yang mendasar, seperti sedang dikejar oleh beruang.
The Brain's Response to Acute Stress The Brain's Response to Akut Stres
In response to seeing the bear, a part of the brain called the hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) system is activated. Dalam menanggapi melihat beruang, bagian dari otak yang disebut hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) sistem diaktifkan.
Release of Steroid Hormones and the Stress Hormone Cortisol. The HPA systems trigger the production and release of steroid hormones ( glucocorticoids ), including the primary stress hormone cortisol . Hormon steroid rilis Stres dan Hormon Kortisol. Para Sistem HPA memicu produksi dan pelepasan hormon steroid (Glukokortikoid), termasuk hormon stres primer cortisol. Cortisol is very important in marshaling systems throughout the body (including the heart, lungs, circulation, metabolism, immune systems, and skin) to deal quickly with the bear. Kortisol sangat penting dalam sistem marshaling seluruh tubuh (termasuk jantung, paru-paru, sirkulasi, metabolisme, sistem kekebalan tubuh, dan kulit) untuk menangani dengan cepat dengan beruang.
Release of Catecholamines and Activation of the Amygdala. The HPA system also releases certain neurotransmitters (chemical messengers) called catecholamines , particularly those known as dopamine , norepinephrine , and epinephrine (also called adrenaline). Pelepasan katekolamin dan aktivasi dari Amigdala. Para Sistem HPA juga melepaskan neurotransmitter tertentu (kimia rasul-rasul) yang disebut katekolamin, terutama yang dikenal sebagai dopamin, norepinefrin, dan epinefrin (juga disebut adrenalin).
Catecholamines activate the amygdala , a small structure deep in the brain, which regulates control of major emotional activities, including anxiety, depression, aggression, and affection. Katekolamin mengaktifkan amigdala, suatu struktur kecil jauh di dalam otak, yang mengatur pengendalian kegiatan emosional besar, termasuk kecemasan, depresi, agresi, dan kasih sayang. In fact, the amygdala is sometimes known as the "fear" center. Bahkan, amigdala kadang-kadang dikenal sebagai "ketakutan" center.
Effects on Long- and Short Term Memory. During the stressful event, catecholamines also suppress activity in areas at the front of the brain concerned with short-term memory, concentration, inhibition, and rational thought. Efek di Long-dan Short Term Memory. Selama acara stres, katekolamin juga menekan aktivitas di daerah-daerah di bagian depan otak berkaitan dengan memori jangka pendek, konsentrasi, hambatan, dan pemikiran rasional. This sequence of mental events allows a person to react quickly to the bear, either to fight or to flee from it. Rangkaian peristiwa mental yang memungkinkan seseorang untuk bereaksi dengan cepat ke beruang, baik untuk melawan atau melarikan diri dari itu. (It also hinders the ability to handle complex social or intellectual tasks and behaviors during that time.) (Ini juga menghalangi kemampuan untuk menangani atau intelektual sosial yang kompleks tugas dan perilaku selama waktu itu.)
On the other hand, neurotransmitters at the same time signal the hippocampus (a nearby area in the brain) to store the emotionally loaded experience in long-term memory. Di sisi lain, neurotransmiter pada saat yang sama sinyal hippocampus (area dekat di otak) untuk menyimpan secara emosional pengalaman dimuat dalam memori jangka panjang. In primitive times, this brain action would have been essential for survival, since long-lasting memories of dangerous stimuli (ie, the large bear) would be critical for avoiding such threats in the future. Pada zaman primitif, tindakan otak ini pasti sudah sangat penting untuk kelangsungan hidup, karena tahan lama kenangan rangsangan berbahaya (misalnya, beruang besar) akan menjadi kritis untuk menghindari ancaman tersebut di masa depan.
Response by the Heart, Lungs, and Circulation to Acute Stress Respon oleh Hati, Paru-paru, dan Sirkulasi untuk akut Stres
The stress response also affects the heart, lungs, and circulation: Respons stres juga mempengaruhi jantung, paru-paru, dan sirkulasi:
• As the bear comes closer, the heart rate and blood pressure increase instantaneously. Seperti beruang datang mendekat, detak jantung dan tekanan darah meningkat secara instan.
• Breathing becomes rapid and the lungs take in more oxygen. Pernapasan menjadi cepat dan paru-paru mengambil lebih banyak oksigen.
• The spleen discharges red and white blood cells, allowing the blood to transport more oxygen throughout the body. Pembuangan limpa merah dan sel darah putih, memungkinkan darah mengangkut lebih banyak oksigen ke seluruh tubuh. Blood flow may actually increase 300 - 400%, priming the muscles, lungs, and brain for added demands. Aliran darah mungkin benar-benar meningkatkan 300-400%, cat dasar otot, paru-paru, dan otak untuk menambahkan tuntutan.
The Immune System's Response to Acute Stress The Immune System's Response to Akut Stres
The effect on the immune system from confrontation with the bear is similar to marshaling a defensive line of soldiers to potentially critical areas. Efek pada sistem kekebalan tubuh dari konfrontasi dengan beruang mirip dengan marshaling garis pertahanan tentara untuk secara potensial kritis. The steroid hormones dampen parts of the immune system, so that specific infection fighters (including important white blood cells) or other immune molecules can be redistributed. Hormon-hormon steroid mengurangi bagian dari sistem kekebalan, sehingga infeksi tertentu pejuang (termasuk sel-sel darah putih penting) atau molekul kekebalan dapat didistribusikan. These immune-boosting troops are sent to the body's front lines where injury or infection is most likely, such as the skin, the bone marrow, and the lymph nodes. Meningkatkan imunitas ini pasukan akan dikirim ke tubuh garis depan tempat cedera atau infeksi yang paling mungkin, seperti kulit, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening.
The Acute Response in the Mouth and Throat Respon yang akut pada Mulut dan Tenggorokan
As the bear gets closer, fluids are diverted from nonessential locations, including the mouth. Ketika beruang mendekat, cairan yang dialihkan dari lokasi yang tidak penting, termasuk mulut. This causes dryness and difficulty in talking. Hal ini menyebabkan kekeringan dan kesulitan dalam berbicara. In addition, stress can cause spasms of the throat muscles, making it difficult to swallow. Selain itu, stres dapat menyebabkan kejang otot tenggorokan, sehingga sulit untuk menelan.
The Skin's Response to Acute Stress Kulit's Response to Akut Stres
The stress effect diverts blood flow away from the skin to support the heart and muscle tissues. Efek stres mengalihkan aliran darah menjauh dari kulit untuk mendukung jantung dan jaringan otot. (This also reduces blood loss in the event that the bear catches up.) The physical effect is a cool, clammy, sweaty skin. (Hal ini juga mengurangi kehilangan darah dalam hal menangkap beruang up.) Efek fisik yang dingin, berkeringat, kulit berkeringat. The scalp also tightens so that the hair seems to stand up. Juga mengencangkan kulit kepala sehingga rambut tampak berdiri.
Metabolic Response to Acute Stress Respon untuk metabolik akut Stres
Stress shuts down digestive activity, a nonessential body function during short-term periods of physical exertion or crisis. Stres menutup bawah aktivitas pencernaan, fungsi tubuh yang tidak penting selama periode jangka pendek dari pengerahan tenaga fisik atau krisis.
The Relaxation Response: the Resolution of Acute Stress The Relaxation Response: Resolusi-gejala Stres
Once the threat has passed and the effect has not been harmful (the bear has not eaten or seriously wounded the human), the stress hormones return to normal. Setelah ancaman telah berlalu dan efek belum berbahaya (beruang telah tidak makan atau terluka parah manusia), hormon stres kembali normal. This is known as the relaxation response. In turn, the body's systems also normalize. Hal ini dikenal sebagai respons relaksasi. Pada gilirannya, sistem tubuh juga menormalkan.

Penyebab

A person's genetics, biochemistry, environment, history, and psychological profile all seem to contribute to the development of anxiety disorders. Seseorang genetika, biokimia, lingkungan, sejarah, dan profil psikologis semua tampaknya berkontribusi terhadap perkembangan gangguan kecemasan. Most people with these disorders seem to have a biological vulnerability to stress, making them more susceptible to environmental stimuli than the rest of the population. Kebanyakan orang dengan gangguan ini tampaknya memiliki kerentanan biologis terhadap stres, membuat mereka lebih rentan terhadap rangsangan lingkungan dari seluruh penduduk.
Biochemical Factors Faktor-faktor biokimia
Abnormalities in the Brain. Scientists are using imaging techniques, particularly magnetic resonance imaging (MRI), to identify different areas of the brain associated with anxiety responses. Kelainan di Otak. Para ilmuwan menggunakan teknik pencitraan, terutama Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk mengidentifikasi daerah-daerah berbeda di otak yang berkaitan dengan kecemasan tanggapan.

An MRI (magnetic resonance imaging) of the brain creates a detailed image of the complex structures in the brain. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dari otak menciptakan gambaran rinci struktur kompleks di dalam otak. An MRI can give a three-dimensional depiction of the brain, making location of problems such as tumors or aneurysms more precise. MRI dapat memberikan gambaran tiga dimensi otak, membuat masalah lokasi seperti tumor atau aneurisma yang lebih tepat.
text continues below terus teks di bawah

Important research in anxiety disorders is focusing on changes in the amygdala , which is sometimes referred to as the "fear center." Penelitian penting dalam gangguan kecemasan berfokus pada perubahan dalam amigdala, yang kadang-kadang disebut sebagai "pusat rasa takut." This part of the brain regulates fear, memory, and emotion and coordinates these resources with heart rate, blood pressure, and other physical responses to stressful events. Ini bagian dari otak mengatur rasa takut, memori, dan emosi dan berkoordinasi sumber daya ini dengan denyut jantung, tekanan darah, dan lain tanggapan fisik stres. Some evidence suggests that the amygdala in people with anxiety disorders is highly sensitive to novel or unfamiliar situations and reacts with a high stress response. Beberapa bukti menunjukkan bahwa amigdala pada orang dengan gangguan kecemasan sangat sensitif terhadap novel atau situasi asing dan bereaksi dengan respons stres yang tinggi.
Obsessive-compulsive disorder (OCD) is the anxiety disorder most strongly associated with specific brain dysfunction. Obsesif-kompulsif (OCD) adalah gangguan kecemasan yang paling kuat terkait dengan disfungsi otak tertentu. For example, abnormalities in a specific pathway of nerves have been linked to OCD, attention deficit disorder, and Tourette's syndrome. Misalnya, kelainan pada jalur tertentu saraf telah dikaitkan dengan OCD, gangguan defisit perhatian, dan Tourette's syndrome. The symptoms of the three disorders are similar and they often coexist. Gejala dari ketiga gangguan serupa dan mereka sering hidup berdampingan.
A number of imaging studies have reported less volume in the hippocampus in people with post-traumatic stress disorder. Sejumlah penelitian telah melaporkan pencitraan kurang volume pada hipokampus pada orang dengan post-traumatic stress disorder. This important region is related to emotion and memory storage. Wilayah penting ini berkaitan dengan emosi dan memori penyimpanan.
Neurotransmitters. Studies suggest that an imbalance of certain substances called neurotransmitters (chemical messengers in the brain) may contribute to anxiety disorders. Neurotransmiter. Penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan zat tertentu yang disebut neurotransmitter (pembawa pesan kimia di dalam otak) dapat menyebabkan gangguan kecemasan. The neurotransmitters targeted in anxiety disorders are gamma-aminobutyric acid (GABA), serotonin, dopamine, and epinephrine. Neurotransmitter ditargetkan dalam kecemasan gangguan aminobutyric gamma-asam (GABA), serotonin, dopamin, dan epinefrin. Serotonin appears to be specifically important in feelings of well-being, and deficiencies are highly related to anxiety and depression. Serotonin tampaknya secara khusus perasaan penting dalam kesejahteraan, dan kekurangan sangat berkaitan dengan kecemasan dan depresi.
Contoh temuan studi pada beberapa neurotransmitter adalah:
• Abnormalities in the neurotransmitters gamma-aminobutyric acid (GABA) and serotonin may have a particular role in susceptibility to generalized anxiety disorder. Kelainan pada neurotransmiter aminobutyric gamma-asam (GABA) dan serotonin mungkin memiliki peran tertentu dalam kerentanan terhadap gangguan kecemasan umum. GABA helps prevent nerve cells from over-firing and serotonin is a brain chemical important in feelings of well-being. GABA membantu mencegah sel-sel saraf dari atas-menembak dan serotonin adalah zat kimia otak perasaan penting dalam kesejahteraan.
• Serotonin is a major player in OCD. Serotonin adalah pemain utama dalam OCD.
• Changes in serotonin and dopamine have been observed in social phobia. Perubahan dalam serotonin dan dopamin telah diamati dalam fobia sosial.
• People with post-traumatic stress disorder have abnormalities in stress hormones (cortisol) and neurotransmitters associated with stress (epinephrine and norepinephrine). Orang dengan post-traumatic stress disorder memiliki kelainan pada hormon stres (kortisol) dan neurotransmiter yang terkait dengan stres (epinefrin dan norepinefrin). Such imbalances could account for the higher anxiety levels and a tendency to startle easily after a threat in people with PTSD. Ketidakseimbangan seperti itu dapat menjelaskan tingkat kecemasan yang lebih tinggi dan cenderung mudah terkejut setelah ancaman pada orang dengan PTSD.
text continues below terus teks di bawah

Corticotropin-releasing factor (CRF), which is believed to be a stress hormone and a neurotransmitter, is thought to be involved in depression and anxiety by causing changes in serotonin levels. Kortikotropin-releasing factor (CRF), yang diyakini menjadi stres hormon dan neurotransmiter, diduga terlibat dalam depresi dan kecemasan dengan menyebabkan perubahan dalam kadar serotonin.
Abnormalities in Breathing Functions. Many people, including children, with anxiety disorders are very sensitive to the effects of carbon dioxide (CO2). Kelainan Fungsi Pernapasan. Banyak orang, termasuk anak-anak, dengan gangguan kecemasan sangat sensitif terhadap efek karbon dioksida (CO2). These people generally have higher than normal levels of cortisol -- the major stress hormone. Orang-orang ini umumnya memiliki lebih tinggi dari tingkat normal kortisol - hormon stres utama. In such cases, exposure to excessive CO2 causes these individuals to hyperventilate , in which their breathing becomes rapid and their heart rate quickens. Dalam kasus tersebut, paparan CO2 yang berlebihan menyebabkan individu tersebut untuk hiperventilasi, di mana napas mereka menjadi cepat dan mempercepat denyut jantung mereka. The same response also occurs during danger. Tanggapan yang sama juga terjadi selama bahaya. Over time, then, a series of such responses creates a pattern of impaired breathing and a sense of panic that evolves into a full-fledged anxiety disorder. Seiring waktu, lalu, serangkaian tanggapan tersebut menciptakan pola gangguan pernapasan dan rasa panik yang berkembang menjadi penuh gangguan kecemasan. Since CO2 is released from the lungs when people exhale, the condition may be aggravated in crowded spaces, such as airplanes or elevators. Karena CO2 dilepaskan dari paru-paru ketika orang menghembuskan napas, kondisi dapat diperburuk dalam ruang penuh sesak, seperti pesawat atau lift.
Genetic Factors Faktor-faktor genetik
Up to 50% of people with panic disorder and 40% of patients with generalized anxiety (GAD) have close relatives with the disorder. Sampai dengan 50% dari orang-orang dengan gangguan panik dan 40% dari pasien dengan kecemasan umum (GAD) memiliki kerabat dekat dengan gangguan. (About half of GAD patients also have family members with panic disorder, and about 30% have relatives with simple phobias.) One study reported the risk for inheriting a major phobia ranges from 25 - 37%. (Sekitar setengah dari pasien GAD juga memiliki anggota keluarga dengan gangguan panik, dan sekitar 30% mempunyai saudara dengan fobia sederhana.) Sebuah studi melaporkan risiko mewarisi fobia utama berkisar 25-37%.
Obsessive-compulsive disorder (OCD) is also strongly related to a family history of the disorder. Obsesif-kompulsif (OCD) juga sangat terkait dengan sejarah keluarga dari gangguan. Close relatives of people with OCD are up to 9 times more likely to develop OCD themselves. Keluarga dekat orang dengan OCD adalah sampai 9 kali lebih mungkin untuk mengembangkan OCD sendiri. Researchers are making progress in identifying specific genetic factors that might contribute to an inherited risk. Para peneliti sedang membuat kemajuan dalam mengidentifikasi faktor-faktor genetik spesifik yang mungkin berkontribusi terhadap risiko yang diwariskan. Of particular interest are genes that regulate specific neurotransmitters (brain chemical messengers), including serotonin and glutamate. Yang menarik adalah gen yang mengatur neurotransmiter spesifik (kimia otak rasul-rasul), termasuk serotonin dan glutamat. In 2006, several important studies in the Archives of General Psychiatry suggested that the SLC1A1 gene, which is associated with glutamate regulation, may play an important role in early-onset OCD in boys. Pada tahun 2006, beberapa studi penting dalam Archives of General Psychiatry menyatakan bahwa SLC1A1 gen, yang berhubungan dengan peraturan glutamat, mungkin memainkan peranan penting di awal-awal OCD pada anak laki-laki. Research is also pinpointing regions on specific chromosomes (1, 3, 7, 6, 9, 15) that may contain genes linked to OCD. Penelitian ini juga penentuan daerah di kromosom tertentu (1, 3, 7, 6, 9, 15) mengandung gen yang mungkin berhubungan dengan OCD.
Dinamika Keluarga
The influence of the family on anxiety is complicated by both genetic and psychological factors. Pengaruh keluarga pada kecemasan adalah rumit oleh genetik dan faktor psikologis.
Panic Disorder and Family Influence. Certain psychodynamic theories suggest, and a few studies support the idea, that some people may develop panic disorder if they cannot resolve the early childhood conflict of dependence vs. independence. Panic Disorder dan Keluarga Pengaruh. Tertentu teori-teori psikodinamik menunjukkan, dan beberapa penelitian mendukung gagasan, bahwa beberapa orang dapat mengembangkan gangguan panik jika mereka tidak dapat menyelesaikan konflik anak usia dini ketergantungan vs kemerdekaan. In one study, for example, young adults who had experienced childhood anxiety were more likely to live with their parents until their early to mid-twenties. Dalam sebuah studi, misalnya, orang dewasa muda yang mengalami kecemasan masa kanak-kanak lebih mungkin untuk tinggal bersama orang tua mereka sampai mereka awal hingga pertengahan dua puluhan. Many people with panic disorder perceive their parents as being extremely controlling and overly protective while showing little actual affection. Banyak orang dengan gangguan panik melihat orangtua mereka sebagai sangat mengontrol dan terlalu protektif sementara sebenarnya sedikit menunjukkan kasih sayang.
text continues below terus teks di bawah

Phobias and Family Influence. Several studies show a strong correlation between a parent's fears and those of the offspring. Pengaruh fobia dan Keluarga. Beberapa studi menunjukkan korelasi yang kuat antara orangtua ketakutan dan orang-orang keturunan. Although an inherited trait may be present, some researchers believe that many children can "learn" fears and phobias, just by observing a parent or loved one's phobic or fearful reaction to an event. Meskipun sifat yang diturunkan mungkin ada, beberapa peneliti percaya bahwa banyak anak-anak bisa "belajar" rasa takut dan fobia, hanya dengan mengamati orang tua atau mencintai seseorang fobia atau takut reaksi terhadap suatu kejadian. People who have social phobias and severe agoraphobia generally report less parental affection and more strictness, overprotection, and encouragement of dependence than those without these disorders. Orang yang memiliki fobia sosial dan agoraphobia parah laporan umumnya kurang kasih sayang orang tua dan lebih strictness, overprotection, dan dorongan dari ketergantungan daripada mereka yang tidak memiliki gangguan ini. One 2000 study found similar traits in parents of children with social phobias. Suatu 2000 studi menemukan ciri-ciri serupa orangtua anak-anak dengan fobia sosial. Such parents were also likely to have social phobias and depression. Orangtua semacam itu juga cenderung memiliki fobia sosial dan depresi.
Obsessive-Compulsive Disorder and Family Influence. One study found that parental influence played no part in obsessive-compulsive disorder if the OCD patient was also not suffering from depression. Obsesif-Compulsive Disorder dan Keluarga Pengaruh. Satu studi menemukan bahwa pengaruh orang tua tidak memainkan bagian dalam obsesif-kompulsif jika pasien OCD juga tidak menderita depresi. However, depression coexists in two-thirds of OCD patients, and in the study patients who had both OCD and depression reported lower levels of parental care and overprotectiveness. Namun, depresi berdampingan dalam dua-pertiga dari pasien OCD, dan dalam studi pasien yang kedua OCD dan depresi melaporkan tingkat yang lebih rendah dan overprotectiveness pengasuhan.
Traumatic Events Traumatis Events
Traumatic events generally trigger anxiety disorders in individuals who are susceptible to them because of psychological, genetic, or biochemical factors. Peristiwa traumatik biasanya memicu gangguan kecemasan pada individu yang rentan terhadap mereka karena psikologis, genetik, atau faktor-faktor biokimia. The clearest example is post-traumatic stress disorder. Contoh yang paling jelas adalah pasca-traumatic stress disorder. Specific traumatic events in childhood, particularly those that threaten family integrity, such as spousal or child abuse, can also lead to other anxiety and emotional disorders. Peristiwa traumatik tertentu di masa kanak-kanak, terutama mereka yang mengancam integritas keluarga, seperti suami-istri atau pelecehan anak, dapat juga menyebabkan kecemasan lain dan gangguan emosional. Some individuals may even have a biological propensity for specific phobias, for instance of spiders or snakes, that have been triggered and perpetuated after a single exposure. Beberapa individu mungkin bahkan memiliki kecenderungan biologis untuk fobia spesifik, misalnya laba-laba atau ular, yang telah memicu dan mengabadikan setelah satu eksposur.
Medical Conditions Kondisi medis
Although no causal relationships have been established, certain medical conditions have been associated with panic disorder. Walaupun tidak ada hubungan kausal telah dibentuk, kondisi-kondisi medis tertentu telah dikaitkan dengan gangguan panik. They include migraines, obstructive sleep apnea, mitral valve prolapse, irritable bowel syndrome, chronic fatigue syndrome, and premenstrual syndrome. Mereka termasuk migrain, apnea tidur obstruktif, mitral valve prolapse, sindrom iritasi usus, sindrom kelelahan kronis, dan sindrom pramenstruasi.
PANDAS Panda
The acronym PANDAS (Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcus) is a term for an autoimmune condition associated with group A streptococcal infection in children (the cause of "strep throat" and rheumatic fever). Singkatan panda (Pediatric autoimmune Neuropsychiatric Gangguan Sehubungan dengan Streptococcus) adalah sebuah istilah untuk suatu kondisi autoimun terkait dengan infeksi streptokokus grup A pada anak-anak (yang menyebabkan "radang tenggorokan" dan demam rematik). Children with PANDAS develop tic-related disorders, including OCD and Tourette's syndrome. Anak-anak dengan mengembangkan panda tic-kelainan yang terkait, termasuk OCD dan Tourette's syndrome. In such cases, the OCD symptoms develop abruptly soon after the infection. Dalam kasus tersebut, gejala OCD tiba-tiba segera setelah infeksi. It is unlikely to be an important cause of OCD. Hal ini tidak mungkin menjadi penyebab penting OCD.
Faktor Risiko

As many as 25% of all American adults experience intense anxiety at sometime in their lives. Sebanyak 25% dari seluruh orang dewasa Amerika mengalami kecemasan yang intens pada suatu waktu dalam hidup mereka. The prevalence of true anxiety disorders is much lower, although they are still the most common psychiatric conditions in the United States and affect more than 20 million Americans. Prevalensi gangguan kecemasan sejati jauh lebih rendah, meskipun mereka masih dalam kondisi kejiwaan yang paling umum di Amerika Serikat dan mempengaruhi lebih dari 20 juta orang Amerika.
Gender. With the exception of obsessive-compulsive disorder (OCD) and possibly social anxiety, women have twice the risk for most anxiety disorders as men. Gender. Dengan pengecualian obsesif-kompulsif (OCD) dan mungkin kecemasan sosial, perempuan memiliki risiko dua kali untuk sebagian besar gangguan kecemasan sebagai laki-laki. A number of factors may increase the reported risk in women, including hormonal factors, cultural pressures to meet everyone else's needs except their own, and fewer self-restrictions on reporting anxiety to doctors. Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko dilaporkan pada wanita, termasuk faktor hormon, tekanan budaya untuk memenuhi kebutuhan orang lain kecuali mereka sendiri, dan lebih sedikit pembatasan diri pada kecemasan pelaporan ke dokter.
text continues below terus teks di bawah

Age. In general, phobias, OCD and separation anxiety show up early in childhood, while social phobia and panic disorder are often diagnosed during the teen years. Umur. Secara umum, fobia, OCD dan pemisahan kecemasan muncul di awal masa kanak-kanak, sedangkan fobia sosial dan gangguan panik sering didiagnosis selama masa remaja. Studies suggest that 3 - 5% of children and adolescents have some anxiety disorder. Studi menunjukkan bahwa 3 - 5% dari anak-anak dan remaja memiliki beberapa gangguan kecemasan. Indeed, this may be an underestimation, particularly since symptoms in children may differ from those in adults. Memang, ini mungkin merupakan meremehkan, terutama karena gejala pada anak-anak mungkin berbeda dari yang pada orang dewasa. One study indicated that if such children could be identified as early as 2 years of age they possibly could be treated to avoid later anxiety disorders. Satu studi menunjukkan bahwa jika anak-anak tersebut dapat diidentifikasi sedini usia 2 tahun, mereka mungkin dapat diperlakukan untuk menghindari gangguan kecemasan kemudian.
Personality Factors. Children's personalities may indicate higher or lower risk for future anxiety disorders. Faktor kepribadian. Anak kepribadian mungkin menunjukkan risiko lebih tinggi atau lebih rendah untuk masa depan gangguan kecemasan. For example, research suggests that extremely shy children and those likely to be the target of bullies are at higher risk for developing anxiety disorders later in life. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sangat pemalu dan orang-orang cenderung menjadi target pengganggu berada pada risiko tinggi untuk mengembangkan gangguan kecemasan di kemudian hari. Children who cannot tolerate uncertainty tend to be worriers, a major predictor of generalized anxiety. Anak-anak yang tidak dapat mentoleransi ketidakpastian cenderung pengkhawatir, prediktor utama kecemasan umum. In fact, such traits may be biologically based and due to a hypersensitive amygdala -- the "fear center" in the brain. Bahkan, ciri tersebut mungkin didasarkan secara biologis dan karena hipersensitif amigdala - di "pusat ketakutan" di otak.
Family History and Dynamics. Anxiety disorders run in families. Keluarga Sejarah dan Dinamika. Kegelisahan gangguan berjalan dalam keluarga. Genetic factors play a role in some cases, but family dynamics and psychological influences are also often at work. Faktor genetik memainkan peran dalam beberapa kasus, tetapi dinamika keluarga dan pengaruh psikologis juga sering di tempat kerja. For example, in a 2002 study, toddlers tended to avoid rubber snakes or spiders if their mothers indicated a negative response to these objects by their facial expressions. Sebagai contoh, dalam studi tahun 2002, balita cenderung menghindari karet ular atau laba-laba kalau ibu mereka menunjukkan tanggapan negatif terhadap objek-objek ini dengan ekspresi wajah mereka. Girls had a stronger response than did boys. Gadis respons yang lebih kuat daripada anak laki-laki. Studies are reporting the anxiety in new mother can affect their infants. Studi melaporkan kecemasan ibu baru dapat mempengaruhi bayi mereka. One study reported a higher rate of crying and an impaired ability to adapt to new situations in infants of mothers who had been stressed and anxious during pregnancy. Satu studi melaporkan tingkat yang lebih tinggi menangis dan gangguan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru pada bayi dari ibu yang telah stres dan cemas selama kehamilan. In another, infants of mothers with panic disorder had higher levels of stress hormones and more sleep disturbances than other children. Lain, bayi dari ibu dengan gangguan panik memiliki tingkat stres yang lebih tinggi hormon dan gangguan tidur lebih banyak daripada anak-anak lain.
Faktor-faktor sosial dan Ekonomi. Beberapa studi melaporkan peningkatan yang signifikan pada tingkat kecemasan pada anak-anak dan mahasiswa dalam dua dekade dibandingkan dengan anak-anak di tahun 1950-an. In two 2000 studies, anxiety was associated with a lack of social connections and a sense of a more threatening environment. Dalam dua studi 2000, kecemasan dikaitkan dengan kurangnya hubungan sosial dan rasa yang lebih mengancam lingkungan.
It follows then, that more socially alienated populations would have higher levels of anxiety. Maka kemudian, bahwa lebih banyak penduduk terasing secara sosial yang lebih tinggi akan memiliki tingkat kecemasan. For example, a study of Mexican adults living in California reported that native-born Mexican Americans were three times more likely to have anxiety disorders (and even more likely to be depressed) as those who had recently immigrated to the US And the longer the immigrants lived in the US, the greater was their risk for psychiatric problems. Sebagai contoh, sebuah studi dari Meksiko orang dewasa yang tinggal di California melaporkan bahwa kelahiran asli Amerika Meksiko tiga kali lebih cenderung memiliki gangguan kecemasan (dan bahkan lebih mungkin menjadi depresi) sebagai orang-orang yang baru saja berimigrasi ke AS Dan lagi imigran tinggal di AS, semakin besar adalah resiko mereka untuk masalah kejiwaan. Traditional Mexican cultural effects and social ties, appear to protect recently arrived immigrants from mental illness, even when they are poor. Tradisional Meksiko efek budaya dan ikatan sosial, muncul untuk melindungi para imigran baru tiba dari penyakit mental, bahkan ketika mereka miskin. Eventually, however, the consequences of Americanization may lead to depression and anxiety, probably resulting from feelings of alienation and inferiority, not only in many Mexican Americans but also in other impoverished minority groups Akhirnya, bagaimanapun, konsekuensi dari Amerikanisasi dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, mungkin dihasilkan dari keterasingan dan perasaan rendah diri, tidak hanya di banyak Meksiko Amerika, tetapi juga dalam kelompok-kelompok minoritas lain yang miskin
text continues below terus teks di bawah

Risk Factors for Generalized Anxiety (GAD) Faktor-faktor risiko untuk Generalized Anxiety (GAD)
GAD affects about 5% of Americans in the course of their lives and is more common in women than in men. GAD mempengaruhi sekitar 5% dari Amerika dalam perjalanan hidup mereka dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Some experts believe that it is underdiagnosed and more common than any other anxiety disorder. Beberapa ahli percaya bahwa itu terdiagnosis dan lebih umum daripada gangguan kecemasan lainnya. It is certainly the most common anxiety disorder among the elderly. Memang yang paling umum gangguan kecemasan di kalangan orang tua. GAD usually begins in childhood and often becomes a chronic ailment, particularly when left untreated. GAD biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan sering menjadi penyakit kronis, terutama bila tidak diobati. Depression in adolescence may be a strong predictor of GAD in adulthood. Depresi pada masa remaja mungkin merupakan prediktor kuat GAD di masa dewasa. Depression commonly accompanies this anxiety disorder in any case. Depresi sering menyertai gangguan kecemasan ini dalam setiap kasus.
Risk Factors for Panic Disorder Faktor-faktor risiko untuk Panic Disorder
Age and Panic Disorder. Studies indicate that the prevalence of panic disorder among adults is between 1.6 - 2% and is much higher in adolescence, 3.5 - 9%. Umur dan Panic Disorder. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi gangguan panik di kalangan orang dewasa adalah antara 1,6 - 2% dan jauh lebih tinggi di masa remaja, 3.5 - 9%. In one study, 18% of adult patients with panic disorder reported the onset of the disorder before 10 years of age. Dalam sebuah penelitian, 18% dari pasien dewasa dengan gangguan panik melaporkan terjadinya gangguan sebelum usia 10 tahun. In general, however, panic disorder tends to begin in late adolescence and peaks at around 25 years of age. Secara umum, bagaimanapun, gangguan panik cenderung dimulai di akhir masa remaja dan puncak gunung di sekitar 25 tahun.
Gender and Panic Disorder. Women have about twice the risk for panic disorder as men. Gender dan Panic Disorder. Wanita memiliki dua kali risiko gangguan panik dengan pria. Panic attacks are very common after menopause. Serangan panik sangat umum setelah menopause. In one study, nearly 18% of older women reported panic attacks within a 6-month period, with over half of these attacks being full-blown. Dalam satu penelitian, hampir 18% dari perempuan yang lebih tua melaporkan serangan panik dalam 6 bulan, dengan lebih dari setengah dari serangan tersebut menjadi besar-besaran. They tended to be associated with stressful life events and poor health. Mereka cenderung dikaitkan dengan peristiwa kehidupan stres dan kesehatan yang buruk. The effects of pregnancy on panic disorder appear to be mixed. Efek kehamilan pada gangguan panik muncul untuk dicampur. It seems to improve the condition in some women and worsen it in others. Tampaknya untuk memperbaiki kondisi di beberapa perempuan dan memburuk dalam diri orang lain.
Faktor-faktor risiko untuk Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Obsessive-compulsive disorder occurs equally in men and women, and it affects about 2 - 3% of people over a lifespan. Obsesif-kompulsif sama-sama terjadi pada laki-laki dan perempuan, dan itu mempengaruhi sekitar 2 - 3% dari orang-orang di atas umur. About 80% of people who develop OCD show signs of the disorder in childhood, although the disorder usually develops fully in adulthood. Sekitar 80% dari orang-orang yang mengembangkan OCD menunjukkan tanda-tanda dari gangguan dalam masa kanak-kanak, meskipun gangguan biasanya berkembang sepenuhnya di masa dewasa. The only group shown to be specifically at risk for OCD is women who have just given birth. Satu-satunya kelompok yang secara spesifik berisiko OCD adalah wanita yang baru saja melahirkan.
Risk Factors for Social Phobias Faktor-faktor risiko untuk Fobia Sosial
Social phobia is currently estimated to be the third most common psychiatric disorder in the US Studies have reported a prevalence of 7 - 12% in Western nations. Fobia sosial saat ini diperkirakan ketiga gangguan kejiwaan yang paling umum di Amerika Serikat Studi telah melaporkan prevalensi dari 7 - 12% di negara-negara Barat.
Age and Phobias. The onset of social anxiety disorder is usually in adolescence, although most people with this disorder are not diagnosed and do not receive treatment until or unless they develop an accompanying anxiety disorder. Usia dan Fobia. Onset gangguan kecemasan sosial biasanya pada masa remaja, meskipun kebanyakan orang-orang dengan gangguan ini tidak didiagnosis dan tidak menerima pengobatan sampai atau kecuali mereka mengembangkan suatu gangguan kecemasan yang menyertai.
text continues below terus teks di bawah

Gender and Phobias. Unlike their response to other emotional disorders, men are more likely than women to seek treatment for this disorder, probably because social phobias can interfere strongly with many jobs in white-collar professions. Gender dan Fobia. Tidak seperti tanggapan mereka terhadap gangguan emosional lainnya, kaum pria lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk mencari pengobatan untuk gangguan ini, mungkin karena fobia sosial dapat mengganggu kuat dengan banyak pekerjaan dalam profesi kerah putih. Some evidence suggests, however, that the actual rates of social phobia are higher in women. Beberapa bukti menunjukkan, bagaimanapun, bahwa angka aktual fobia sosial yang lebih tinggi pada wanita.
Risk Factors for Post-Traumatic Stress Disorder Faktor-faktor risiko untuk Post-Traumatic Stress Disorder
Studies estimate a lifetime risk for PTSD in the US of up to 8%. Studi memperkirakan risiko seumur hidup PTSD di Amerika Serikat hingga 8%. People exposed to traumatic events, of course, are at highest risk, but many people can go through such events and not experience PTSD. Orang yang terekspos terhadap peristiwa traumatis, tentu saja, berada pada risiko tertinggi, tetapi banyak orang bisa pergi melalui peristiwa semacam itu dan tidak mengalami PTSD. Studies estimate that 6 - 30% or more of trauma survivors develop PTSD, with children and young people being among those at the high end of the range. Studi memperkirakan bahwa 6 - 30% atau lebih dari trauma selamat mengembangkan PTSD, dengan anak-anak dan orang muda yang di antara mereka pada akhir tinggi jangkauan. Women have the twice the risk of PTSD as men. Perempuan memiliki risiko dua kali PTSD sebagai laki-laki.
Furthermore, PTSD can occur in people not directly involved with a traumatic event. Selanjutnya, PTSD dapat terjadi pada orang yang tidak terlibat langsung dengan peristiwa traumatik. For example, 17% of the US population outside New York City reported some symptoms of post-traumatic stress 2 months after the September 11 attack on the World Trade Towers. Sebagai contoh, 17% dari populasi Amerika Serikat di luar New York City melaporkan sejumlah gejala pasca-traumatic stress 2 bulan setelah serangan 11 September terhadap World Trade Towers. (In the city itself, where the attack occurred, an estimated 7.5% of New York's population reported PTSD within the month of the event, which declined to 0.6% at 6 months.) (Di kota itu sendiri, di mana serangan terjadi, sekitar 7,5% dari penduduk New York melaporkan bulan PTSD dalam acara tersebut, yang menolak 0,6% pada usia 6 bulan.)
Para peneliti sedang mencoba untuk menentukan faktor-faktor yang mungkin bisa meningkatkan kerentanan terhadap kejadian bencana besar dan menempatkan orang yang berisiko untuk mengembangkan PTSD. Some studies report the following may be risk factors: Beberapa laporan penelitian berikut mungkin faktor-faktor risiko:
• Pre-existing emotional disorder. Pre-ada gangguan emosional. People who have a history of an emotional disorder, particularly depression, before the traumatic event are at higher risk for PTSD. Orang-orang yang memiliki sejarah gangguan emosional, terutama depresi, sebelum peristiwa traumatik berada pada risiko tinggi untuk PTSD.
• Drug or alcohol abuse Penyalahgunaan obat atau alkohol
• A family history of anxiety Sebuah sejarah keluarga kecemasan
• A history of abuse, particularly that which threatens family integrity, such as spousal or child abuse. Sejarah pelecehan, terutama yang mengancam integritas keluarga, seperti suami-istri atau pelecehan anak. Studies of individuals who had suffered physical or sexual abuse or neglect as children suggest that up to one-third develop PTSD. Studi dari individu-individu yang telah menderita fisik atau pelecehan seksual atau kelalaian sebagai anak-anak menunjukkan bahwa hingga sepertiga mengembangkan PTSD.
• An early separation from parents Pemisahan awal dari orangtua
• Lack of social support and poverty Kurangnya dukungan sosial dan kemiskinan
• Sleep disorders. Gangguan tidur. Insomnia and excessive daytime sleepiness even within a month after a traumatic event are important predictors for the development of PTSD. Insomnia dan mengantuk berlebihan siang hari, bahkan dalam waktu satu bulan setelah peristiwa traumatik prediktor penting untuk perkembangan PTSD. One specific sleep disorder -- sleep apnea -- may even intensify symptoms of PTSD, including sleeplessness and nightmares. Salah satu gangguan tidur yang spesifik - sleep apnea - bahkan mengintensifkan gejala PTSD, termasuk tidur dan mimpi buruk. Sleep apnea occurs when tissues in the upper throat (or airway) collapse at intervals during sleep, thereby blocking the passage of air. Sleep apnea terjadi ketika jaringan di tenggorokan bagian atas (atau Airway) runtuh pada interval selama tidur, sehingga menghambat perjalanan udara. In one study, 91% of crime victims with PTSD had either sleep apnea or a lesser condition that partially blocked the airways during sleep. Dalam sebuah penelitian, 91% dari korban kejahatan dengan PTSD telah baik sleep apnea atau kondisi yang lebih rendah yang sebagian diblokir saluran udara selama tidur. In fact, in one study treatment of sleep apnea eased PTSD. Bahkan, dalam salah satu perawatan studi apnea tidur berkurang PTSD. Sleep apnea has also been associated with a risk for panic disorder. Sleep apnea juga telah dikaitkan dengan risiko gangguan panik. [For more information, see In-Depth Report #65: Sleep apnea.] [Untuk informasi lebih lanjut, lihat In-Depth Laporan # 65: Sleep apnea.]